Jakarta, disinfecting2u.com – Pada masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi), sejumlah prestasi positif berhasil diraih, khususnya di bidang pendidikan.
Banyak prestasi yang bisa dilihat dari Jokowi, khususnya dalam satu dekade terkait peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia.
Pada awal pemerintahannya, Presiden Jokowi mencanangkan revolusi mental untuk mendorong masyarakat memiliki cara berpikir yang lebih baik dan produktif.
Upaya nyata untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan meningkatkan akses terhadap pendidikan.
Melalui berbagai program seperti Kartu Indonesia Pintar (KIP) kepada Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), Jokowi menunjukkan komitmennya membantu masyarakat miskin dan rentan.
Salah satu pencapaian terbesar Jokowi dalam 10 tahun terakhir adalah melalui bantuan pendidikan.
Program KIP dan LPDP telah memberikan kesempatan bagi jutaan pelajar dan mahasiswa untuk melanjutkan pendidikannya.
Menurut Kantor Staf Presiden (OPS) dalam Buku Prestasi 10 Tahun Pemerintahan Jokowi, KIP awalnya hanya mencakup pendidikan 12 tahun.
Namun dalam lima tahun terakhir, program ini dikembangkan di KIP Kuliah, memberikan akses pendidikan tinggi kepada lebih dari 1 juta mahasiswa pada tahun 2024.
“Kita juga berupaya keras membangun sumber daya manusia yang unggul, berdaya saing, produktif, dan inovatif melalui reformasi pendidikan, transformasi sistem kesehatan, dan penguatan jaring pengaman sosial,” kata Jokowi dalam pidatonya pada keterangan pemerintah pada RUU APBN 2025 DPR RI. 16 Agustus 2024.
Jokowi menegaskan, pemerintah terus memberikan bantuan pendidikan kepada masyarakat yang membutuhkan.
Program Indonesia Pintar, misalnya, menjangkau sekitar 20 juta siswa per tahun, sedangkan KIP Kuliah dan Bidikmisi mendukung pendidikan 1,5 juta siswa.
Selain itu, LPDP juga memberikan beasiswa kepada kurang lebih 45.000 siswa sebagai upaya untuk melatih sumber daya manusia unggul yang siap bersaing secara global. Wajah pendidikan Indonesia dalam 10 tahun
Dalam laporan KSP disajikan beberapa grafik yang memberikan gambaran perkembangan pendidikan di Indonesia pada era Jokowi.
Grafik pertama menunjukkan “Angka Pendaftaran Sekolah di Indonesia 2013-2023”, yang memberikan rincian partisipasi pendidikan untuk tiga kelompok umur yaitu 7-12 tahun, 13-15 tahun, dan 16-18 tahun.
Tingkat kehadiran di sekolah pada kelompok usia 7-12 tahun ternyata selalu tinggi, yaitu 98% hingga 99%. Kelompok usia 13-15 tahun mengalami peningkatan partisipasi dari 91% pada tahun 2013 menjadi 96% pada tahun 2023.
Namun, kelompok usia 16-18 tahun, meskipun meningkat dari 64% menjadi 73% pada periode ini, masih memerlukan perhatian lebih.
Kedua, grafik “Sasaran Program Indonesia Pintar” menunjukkan bagaimana fluktuasi sasaran penerima manfaat program ini.
Pada tahun 2015 dan 2016, targetnya adalah 17,9 juta siswa, kemudian meningkat menjadi 19,7 juta pada tahun 2017.
Selain itu, datanya tetap stabil yaitu 20,1 juta siswa pada tahun 2019 hingga 2023, dan meningkat lagi menjadi 20,8 juta pada tahun 2024.
Hal ini menunjukkan komitmen pemerintahan Jokowi untuk meningkatkan akses pendidikan melalui program ini.
Kemudian yang ketiga, grafik “Jumlah Mahasiswa Penerima Bidikmisi dan KIP Kuliah” yang menunjukkan perkembangan pesat pemberian beasiswa pendidikan tinggi.
Pada tahun 2010, penerima Bidikmis hanya berjumlah 18.185 orang, namun jumlahnya terus bertambah hingga mencapai 130.000 pada tahun 2019.
Setelah itu, program KIP Kuliah pengganti Bidikmis menunjukkan penyaluran penerima yang jauh lebih besar, yakni 200.000 siswa per tahun pada tahun 2020 hingga 2024.
Secara keseluruhan, prestasi Jokowi di bidang pendidikan selama satu dekade terakhir menunjukkan komitmennya dalam menciptakan sumber daya manusia yang unggul.
Melalui berbagai program seperti KIP dan LPDP, akses pendidikan semakin terbuka bagi masyarakat miskin dan rentan.
Data menunjukkan bahwa pada masa pemerintahan Jokowi, program pendidikan memberikan dampak yang signifikan terhadap masyarakat Indonesia, terutama bagi kelompok masyarakat kurang mampu.
Meski demikian, tantangan masih ada dan akan dihadapi pemerintahan selanjutnya pasca lengsernya Jokowi. Yang terpenting adalah memastikan bahwa semua kelompok umur mempunyai akses yang lebih setara terhadap pendidikan.
Peningkatan kualitas pendidikan akan terus menjadi kunci untuk mewujudkan masa depan Indonesia yang lebih baik. (rpi)