LEMBARAN Menteri Rosan: Nilai Investasi Selama Periode Kedua Jokowi Capai Rp6.360 T, Meningkat 90,2 Persen

Jakarta, disinfecting2u.com – Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani mengatakan keberhasilan investasi Indonesia pada akhir tahun 2024 sebesar Rp 6,36 triliun. Pencapaian ini merupakan investasi besar dalam kabinet progresif Indonesia. Periode kedua pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). 

“Saya sampaikan total investasi pada Juni 2024 sebesar Rp 6,931 triliun dan akan mencapai Rp 6,360 triliun pada akhir tahun 2024. Jadi itu yang ada di Kabinet Indonesia Maju,” kata Rosan dari Dinas Penanaman Modal. Upacara penghargaan tahun 2024 di Jakarta, Senin (30 September 2024).

Rosan menambahkan, jumlah investasi tersebut meningkat sebesar 90,2 persen selama lima tahun terakhir atau sejak 2019.

Sementara menurut perkiraan rata-rata pemerintah, investasi meningkat sebesar 18 persen per tahun selama lima tahun terakhir. 

Rosan mengatakan, realisasi investasi tersebut menunjukkan adanya respon yang baik terhadap pedoman yang ditetapkan pemerintah.

“Berdasarkan sebaran investasi tersebut, sejak tahun 2020 lebih banyak masyarakat yang beroperasi di luar Pulau Jawa. Dari sisi penciptaan lapangan kerja, total lapangan kerja yang masuk dalam Kabinet Indonesia Maju sebanyak 7.188.479 pekerja di Indonesia,” kata Rosan.

“Atau rata-rata tahunannya sekitar 1.437.695 (pegawai) karena kita tahu penciptaan lapangan kerja adalah pekerjaan rumah atau tantangan yang harus kita lakukan setiap saat,” lanjutnya.

Sementara untuk pelayanan perizinan berusaha berbasis risiko, pemerintah telah menerbitkan 10.382.846 Nomor Induk Berusaha (NIB) melalui sistem pengajuan tunggal online (OSS) sejak 4 Agustus 2021 hingga 27 September 2024. 

“Hal ini juga menunjukkan bahwa izin usaha lebih sederhana dan memberikan keamanan lebih serta sebagian besar izin yang kami keluarkan adalah untuk usaha kecil dan menengah,” kata Rosan. 

“Di sisi lain, bahkan untuk perusahaan menengah dan besar dengan tingkat risiko yang lebih tinggi, hal ini masih membutuhkan waktu, peninjauan oleh kementerian, lembaga, dan pemerintah negara serta kepatuhan terhadap persyaratan masih membutuhkan banyak waktu,” tambahnya.

Rosan berharap pemerintah pusat dan daerah terus meningkatkan daya saing investasi, memperbaiki regulasi dan pelayanan, serta mempercepat upaya perizinan untuk meningkatkan nilai investasi (NBA).

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top