Toraja Utara, disinfecting2u.com – Kelangkaan bahan bakar di wilayah Toraja Utara, Provinsi Sulawesi Selatan, selama dua pekan terakhir memaksa pengemudi truk bermalam di beberapa SPBU untuk mendapatkan solar.
“Diesel sudah langka dalam dua minggu terakhir, jadi mau tidak mau kita harus antri di SPBU, karena kalau pelan-pelan kita tidak akan dapat, banyak orang yang kembali dan jauh.” Ada juga yang tangki mobilnya sudah dirakit,” jelas Marten, seorang sopir truk.
Rupanya, di empat SPBU di wilayah Toraja Utara, beberapa truk mengantri berjam-jam untuk mendapatkan solar sehingga menyebabkan kemacetan parah di jalan utama setiap paginya.
Jalan utama menghadapi kemacetan karena truk-truk mengantri di SPBU.
Antrian diperparah dengan hadirnya mobil tanker, mobil Phantom, dan panci yang memanfaatkan kekurangan solar untuk mencari keuntungan dengan keluar masuk SPBU untuk mengisi solar.
Sementara itu, Romi, Staf Humas Pertamina Patra Niaga yang membenarkan melalui pesan WhatsApp menjelaskan, secara umum pasokan BBM yang dipasok ke Toraja yakni Fuel Terminal Parepare dan Fuel Terminal Palopo dalam kondisi aman.
Rincian stok bahan bakar di dua terminal bahan bakar tersebut adalah 19k kilo liter (kl) untuk Pertalite, 1,4k (kl) untuk Pertamax, 37k untuk Pertamax turbo, 8k (kl) untuk solar, Pertamina dex. sama saja. Sebagai 3 (cl),” jelas Romi, Humas Pertamina Patra Nyaga.
Romi juga mengatakan kemacetan di beberapa SPBU di Toraja disebabkan meningkatnya konsumsi saat musim kemarau, dimana banyak lahan pertanian yang menggunakan bahan bakar tersebut untuk menjalankan mesin pompa untuk mengairi sawah.
“Jadi stoknya sebenarnya aman karena kepadatannya membuat bahan bakarnya terlihat langka,” pungkas Romey. (jbt/frd)