IHSG Lanjutkan Pelemahan Usai BPS Keluarkan Data Inflasi Indonesia

Jakarta, disinfecting2u.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah setelah bursa saham Asia melemah pada Jumat (1/11/2024).

Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 melemah 8,80 poin atau 0,96 persen menjadi 912,60.

Dari grafik harian, frekuensi perdagangan saham hari ini terlihat sebanyak 1.185.044 kali transaksi.

Dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 19,96 miliar lembar saham senilai Rp 10,86 triliun. 

Selanjutnya, sebanyak 189 saham menguat, 423 saham melemah, dan 175 saham stagnan.

Pelaku pasar saat ini menunggu laporan ketenagakerjaan AS untuk mengukur kesehatan pasar tenaga kerja menjelang pertemuan kebijakan moneter The Fed, berdasarkan analisis para pengamat saham.

Selain itu, pelaku pasar juga menantikan proses pemilihan presiden AS pada 5 November 2024 pekan depan.

“Pasar regional Asia bergerak mixed, pasar terlihat berhati-hati menunggu kejelasan lebih lanjut mengenai kondisi makroekonomi dan hasil pemilihan presiden Amerika Serikat (AS),” kata tim peneliti Pilarmas Investindo Securitas dalam studinya. Dari Tiongkok, data PMI manufaktur General Caixin juga menjadi penyebab melemahnya IHSG.

Data menunjukkan kenaikan menjadi 50,3 pada Oktober 2024. dari 49,3 pada bulan September, mengalahkan perkiraan pasar sebesar 49,7.

Angka tersebut menandai kembalinya aktivitas pabrik yang meningkat setelah pemerintah meluncurkan serangkaian langkah stimulus pada akhir September 2024.

Selain itu, pasar juga menyambut baik rencana pemerintah Tiongkok untuk menghidupkan kembali perekonomiannya, menurut laporan Reuters, pemerintah Tiongkok sedang mempertimbangkan untuk menyetujui penerbitan utang baru senilai lebih dari 10 triliun yuan ($1,4 triliun) selama beberapa tahun ke depan .

Dari dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan laju inflasi tahunan Indonesia turun menjadi 1,71 persen year-on-year (y-o-y) pada Oktober 2024, yang merupakan level terendah sejak Oktober 2021.

Angka tersebut masih dalam kisaran target bank sentral sebesar 1,5 persen (tahunan) hingga 3,5 persen (tahunan).

Secara bulanan, indeks biaya hidup (CPI) naik tipis sebesar 0,08% bulan ke bulan (mtm) di bulan Oktober, yang merupakan kenaikan bulanan pertama dalam enam bulan setelah turun 0,12% (mtm) pada bulan September 2024. (melawan )

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top