Malaang, disinfecting2u.com – Jalan Raya Muharto, tepat di depan Soi 6 RT 07 RW 07, Desa Jodipan, Kecamatan Blimbing, Kabupaten Malaang, mengalami amblesan setinggi 9 meter, lebar 1,5 meter, dan kedalaman 1 meter.
Jupri (38), warga Jalan Muharto Gang 6, Desa Jodipan, Blimbing mengatakan, retaknya aspal tersebut diduga akibat hujan berkepanjangan pada Minggu sore (20/10). Seperti depresi yang meruntuhkan trotoar di Jalan Muharto. “Sebelum ambruk, kemarin sekitar pukul 04.30 sore hanya ada retakan,” kata Jupri, Senin (21/10).
Lanjut Jupri, tenggelamnya aspal tersebut terjadi sekitar pukul 05.30 WIB, Senin pagi (21/10) menurutnya, tenggelamnya aspal tersebut disebabkan oleh pecahnya saluran air yang menyebabkan kejadian tersebut.
“Sekitar pukul 06.30 pagi ambruk, tidak ada korban jiwa. Kemarin pukul 23.00 WIB kendaraan masih bisa lewat. Mungkin saluran airnya rusak, agak lama,” jelasnya.
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Permukiman Malaang (DPUPRPKP) cepat tanggap terhadap tenggelamnya aspal di Jalan Muharto.
Ketua DPUPRPKP Malaang Dandung Djulharjanto langsung mendatangi lokasi ambruknya aspal.
“Perkerasan yang roboh merupakan saluran drainase Jalan Muharto dan yang roboh bukan jalannya, melainkan saluran drainasenya,” kata Dandung.
Pak Dandung mengungkapkan, saluran drainase di Jalan Muharto sebenarnya merupakan saluran drainase yang sudah tua, sehingga menjadi salah satu faktor penyebab jebolnya perkerasan saluran drainase tersebut.
Bapak Duang Nic juga mengatakan: “Saluran air yang runtuh terbuat dari beton dengan diameter 80 sentimeter dan tebal 7-8 meter, sehingga dapat dikatakan drainase ini sudah selesai.”
Dandung menambahkan, DPUPRPKP Malang akan segera menyelesaikan perbaikan karena aspal di Jalan Muharto sudah tenggelam dan proses perbaikan ini memakan waktu sekitar seminggu.
“Kami berharap bisa selesai secepatnya dalam 3-4 hari ke depan. Namun untuk tingkat kematangannya membutuhkan waktu sekitar 7 hari,” jelas Dandung.
Soal anggaran, Pak Dandung menjelaskan, pihaknya akan menggunakan anggaran acak. Namun memperkirakan berapa biayanya, pihak masih menunggu perbaikan tersebut.
Katanya, “Anggarannya berdasarkan permintaan, kita pakai anggaran acak. Kalau dulu dihitung, sekarang tidak bisa dilaksanakan. (eco/hen)