Jakarta, disinfecting2u.com – Pakar Dalam Negeri Haris Pardede alias Bung Harpa memberikan kabar terkini timnas Indonesia.
Bung Harpa meliput Timnas Indonesia secara live di Qingdao, mengaku banyak perbedaan antara kondisi Timnas Indonesia saat berkunjung ke Jeddah dan Rif saat menjajal kekuatan Arab Saudi dan Bahrain.
Bung Harpa menyiarkan langsung pertandingan Indonesia melawan China di Qingdao Youth Football Stadium di Qingdao pada Selasa (15/10/2024).
Bung Harpa memperbaiki masalah bus Timnas Indonesia yang dianggap tidak dapat digunakan saat digunakan di Qingdao.
Sebenarnya bukan bus bermerek Eropa seperti milik timnas Indonesia, atau bus modifikasi seperti yang digunakan Arab Saudi.
“Bus ini tidak ada masalah, Sumarji juga sempat menyampaikan kepada media kemarin semuanya baik-baik saja, bahwa China sebagai tuan rumah lebih mendukung mereka dibandingkan dua lawan sebelumnya,” kata Bung Harpa.
Sebelumnya, Timnas Indonesia diakali bus yang memutar sehingga jarak hotel hingga stadion di Jeddah terasa lebih jauh.
Tak hanya itu, keamanan timnas Indonesia di China ternyata menjadi yang terbaik selama pemberangkatan Anda.
Fans Indonesia bahkan kesulitan mendukung timnas Indonesia karena pengamanan yang ketat.
Saya tidak melihat kalau Piala Asia dan Piala Asia U-23 di Qatar atau Arab Saudi, bahkan di Bahrain biasanya kosong, tidak ada keamanannya, kata Bung Harpa.
Diakui Bung Harpa, media juga menghadapi pengamanan yang ketat karena sering kali harus menunjukkan identitas media.
Pada laga melawan Tiongkok, Bung Harpa menunjukkan keistimewaan para suporter yang hendak menyaksikan pertandingan Tiongkok kontra Timnas Indonesia.
“Di stadion itu seperti Bandara Sukarno Hatta, kita jaga paspornya, pakai face recognition dan kita bisa masuk, sama seperti di stadion,” kata Bung Harpa.
Baik tiket fisik maupun online tidak akan dikirimkan kepada calon penonton.
Nantinya, calon penonton hanya akan menunjukkan ID dan menunjukkan wajahnya ke arah mesin.
“Ini tidak biasa, Tiongkok selalu keren dan kita tidak perlu malu untuk belajar dari mereka. Jadi satu orang, satu tiket dan tidak bisa dipindahtangankan,” kata Bung Harpa. (hfp)