TvOnenews,com – Nasi goreng memang menjadi makanan yang sebisa mungkin dihindari oleh Dr. Zidalakbar, kenapa?
Nasi goreng bisa menjadi salah satu santapan terbaik untuk disantap bersama keluarga di rumah.
Nasi goreng menjadi makanan favorit banyak orang karena rasanya yang enak.
Nasi goreng adalah makanan yang terbuat dari nasi yang digoreng dengan menggunakan bumbu-bumbu.
Nasi yang digunakan dalam nasi goreng adalah nasi goreng.
Dimana nasi memiliki kandungan gula yang sangat tinggi dan gula tersebut merupakan gula sederhana.
Gula kompleks yang mengandung serat, enzim, dan vitamin sebenarnya terdapat pada dedak padi, jelas Dr. Zidalakbar.
“Beras itu apa? Gula. Gula itu bentuk gula sederhana. Karena gula kompleks, serat, enzim, vitamin sudah hilang dalam pengolahan beras. Ada di dedak padi,” kata Dr Zidalakbar dari Isabil Channel. ada video YouTube.
Selain itu, Dr Zidalakbar menjelaskan bahwa gula yang tidak digunakan dalam tubuh diubah menjadi glikogen.
Glikogen yang tidak terpakai kemudian diubah menjadi lemak di dalam tubuh.
Sederhananya, nasi putih punya banyak potensi membuat lemak di tubuh.
Terlalu banyak gula itu tandanya ada lipatan di ginjal. Itu karena banyaknya lemak, kata Dr Zidalakber.
Selain kandungan gula pada nasi, nasi goreng juga dimasak dengan minyak.
Bahkan nasi goreng pun sering ditemani dengan kerupuk, telur goreng, makanan yang dipanggang, bahkan es teh.
Semua komponen nasi goreng mengandung gula, sehingga tidak baik bagi kesehatan jika dikonsumsi terus menerus.
Katanya: Kedua, nasi gorengnya dimasak dengan minyak, minyak berlemak, lalu dimakan dengan bakwan atau gula? (Gula) tidak digunakan untuk mengoles.
Ditambahkannya: “Ada teman bernama Kruppuk. Biskuitnya digoreng, jadi gemuk. Ada teman lagi, manis, penuh gula.”
Selain itu, dr Zidol menegaskan bahwa gula adalah penyebab penyakit.
Untuk itu, masyarakat disarankan untuk menghindari konsumsi gula terlalu banyak.
Namun bukan berarti ia dilarang makan nasi. “Kita tetap membutuhkan karbohidrat kompleks atau gula,” kata Dr. Zidalakbar.
“Saya tidak melarang nasi putih, tidak. Kita tetap membutuhkan karbohidrat. Tapi karbohidrat kompleks atau gula. Bukan gula sederhana,” kata dr Zidalakbar.
(gwn/tsy)