Dahsyatnya Dua Ayat Terakhir Surah Al Baqarah, Buya Yahya: Allah Akan Cukupi dan Berikan Pahala Ibadah

Jakarta, disinfecting2u.com – Dalam ceramahnya, Buya Yahya menjelaskan pentingnya dua ayat terakhir Surat Baqarah.

Dua ayat terakhir Surat Baqarah sungguh terkenal.

Saat shalat, setiap umat Islam biasanya membacakan dua ayat terakhir Surat Baqarah.

Buya Yahya menjelaskan alasan kekhasan dua ayat terakhir Surat Baqarah dalam sebuah hadits yaitu cukup membaca dua ayat terakhir Surat Baqarah.

Kekuatan dua ayat terakhir surat Al-Baqarah Buya Yahya: Allah akan membalas ibadahmu (sumber: isstockphoto)

Buya Yahya dalam khotbahnya yang terlihat di saluran YouTube Al-Bahja TV mengatakan: “Cukup mengutip dua ayat akhir Surat Baqarah dalam satu malam.”

Di bawah ini adalah hadits tentang keutamaan dua ayat terakhir Surat Baqarah.

Hadits Nabi Muhammad SAW dari Abu Mas’ud Badri:

مَنْ قَرَأَ بِالآيَتَينِ مِنْ اخِرِ سُورَةِ الْبَقَرَةِ فِى لَيْ لَةٍ كَفَ baiklah

Artinya: “Barang siapa yang membaca dua ayat terakhir surat Al-Baqarah pada malam hari, maka dia akan diberi rezeki yang melimpah.” (Sejarah hadis Bukhari nomor 5009 dan Muslim nomor 808).

Maknanya adalah dengan membaca ayat ini maka seorang muslim akan selamat dan terhindar dari keburukan. 

Bahkan menurut Buya Yahya, sebagian ulama mengatakan bahwa membaca dua ayat terakhir Surat Baqarah merupakan pahala ibadah.

Buya Yahya mengatakan: “Para imam menjelaskan bahwa mereka akan berjaga sampai pagi, sebagian imam menjelaskan bahwa mereka akan menuai pahala ibadah sampai pagi.”

Singkatnya, Buya Yahya mengatakan jika membaca dua ayat terakhir Surat Baqarah akan melindungi umat Islam dari kejahatan.

“Pada malam itu hindarilah hal-hal yang tidak diinginkan, yaitu dari Rasulullah,” tegasnya.

Bacaan dua ayat terakhir surat Baqarah ayat 285

اٰمَنَ الرَّسُوۡلُ بِمَآ اُنْزِلَ اِلَيْهِ مِنبت هٖ وَرُسُلِهٖۗ لا نُفَرِّ قُ بِمَآ صِ يورُ

Latin: Amonar-rasulu bima unjila ilahi meir rabbihi wal-muminon (a), kullun amona billahi wa malaikatihi wa karetihi wa ruusulih (e), la nufarihu walihumi (s) ‘na wa atona, gufranaka rabbana dan. ilaikal-massir(u).

Artinya: Nabi (Muhammad) beriman terhadap apa yang diwahyukan Tuhannya kepadanya, begitu pula orang-orang yang beriman. Masing-masing dari mereka beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab dan nabi-nabi-Nya. (Mereka berkata:) Kami tidak membeda-bedakan nabi mana pun. Mereka berkata: “Kami telah mendengar dan kami akan menaatinya.” Maafkan kami, Tuhan kami. KepadaMulah kami kembali.” Surat Baqarah ayat 286

لَا يُكَلِّفُ اللَّٰهُ نَفْسًا اِلَّا وُسْعَهَا ۗ لَهَا مَا كَسَ reformasi اِنْ نَّس ِخَر ا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا تَaqَةَ لَنَا ب diatas ۚ

Latin : La yuqallifullahu nafsan illa vasaha, laha ma kasabat wa alayha maktasabat, rabbana la tushna in nasina au akhtaana, rabbana wa la tashamila’alarana min qalibina, rabbana wa lo tuhammilna ma bilanahata(), Wafu anna, wagfir lana, warhamna, anta mawlana fanshurna Alal Kamil-Kafirin (a).

Artinya: Allah tidak memaksa seseorang sesuai dengan kemampuannya. Baginya (pahala) adalah sesuatu balasan (baginya tidak berbuat apa-apa) dan baginya (sekaligus) (dosa) yang dilakukannya adalah hukuman. (Mereka berdoa) “Ya Tuhan kami, jangan hukum kami jika kami lupa atau berbuat zalim. Ya Tuhan kami, jangan bebani kami seperti beban orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, jangan ambil atas kami apa yang tidak mampu kami tanggung. Maafkan kami, maafkan kami dan kasihanilah kami. Anda adalah penyelamat kami. Maka bantulah kami dalam menghadapi orang-orang kafir.”

Tuanku

(meletakkan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top