Tobelo, disinfecting2u.com – Calon Gubernur (Paslon) Nomor Urut 1 Maluku Utara Hussain Alting Sajah dan Asrar Al Rasheed Achsan ikut memeriahkan syukuran dan kegembiraan bersama. Acara tersebut dilaksanakan pada Senin (28/10/2024) di Tobelo, Halmehra Utara.
Perayaan bersama Syukur dan Sukacita ini bertajuk ‘Saudara Peduli dalam Rangka Jalan Moloko’.
Hussain Alting Saja mengatakan bahwa politik adalah seni kehidupan.
Beberapa waktu lalu ada yang membahas kebijaksanaan beragama.
Namun, ia harus mengingatkan semua pihak bahwa relaksasi keagamaan bukanlah konsep baru di Maluku Utara.
“Tetapi masih banyak hal dalam hidup yang harus kita jaga. Hussain dalam keterangannya, Selasa (29/10/2024), mengatakan, “Kita mungkin punya pilihan berbeda dalam berpolitik, tapi hubungan kemanusiaan kita, ikatan budaya kita tidak boleh menjadi sebuah masalah. penghalang bagi kita untuk berkomunikasi satu sama lain.”
Pemahaman agama dimulai ribuan tahun yang lalu. Hussain menambahkan, “Sebelum kita, para nabi datang dan membawa ajaran ini bahwa Bagaimana kita harus saling menghormati?”
Ia dikenal dengan nama Sultan Amiruddin Saja atau Sultan Niko.
Ia berdamai dengan semua orang, bahkan ketika ia membebaskan Raha Maluku dari tangan penguasa kolonial.
Nuku didukung oleh kelompok non-agama, dan memiliki misi, Misi Bantuan.
“Ketika rakyat kita tertindas, kita satu kesatuan, visi, pendapat.” Maka Sultan Nuku berkata kepada rakyat Tobelo, rakyat Kanga, rakyat Tobaro, rakyat Halmahara, agar rakyat Nuku bersatu. dengan Sultan untuk benar-benar membebaskan mereka dari penjajahan,” tegasnya.
Kegiatan ini berlanjut pada masa Sultan al-Mansur hingga masa pemerintahan Sultan Zainal Abidin al-Ting Saja. Ketika para pendeta zaman Belanda dan Jerman ingin menyebarkan Injil di Papua, mereka mendatangi Sultan.
Kini Injil menyebar di Papua karena semangat persaudaraan.
Oleh karena itu, bodoh jika saya mengatakan bahwa jika saya menjadi Sultan (gubernur), saya tidak akan membangun ini atau itu, saya akan memenuhi ajaran para pendahulu saya. Dia memiliki persaudaraan dengan para pendahulu saya. Katanya (lkf)