Jakarta, disinfecting2u.com – Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menilai pembunuhan pemimpin Hamas Yahya Sinwar oleh Israel sebagai peluang perdamaian di Jalur Gaza.
“Kematian pemimpin Hamas adalah saat untuk keadilan. Biden mengatakan pada Sabtu (19/10/2024) dalam konferensi pers bersama dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz di Berlin: “Dia menumpahkan darah orang Amerika, Israel, Palestina, Jerman, dan banyak lainnya.”
“Saya mengatakan kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu kemarin: Mari kita gunakan momen ini sebagai kesempatan untuk menemukan jalan bagi perdamaian, masa depan yang lebih baik di Gaza tanpa Hamas.”
Penasihat Olaf Scholz menekankan dukungan kuat Jerman terhadap Israel, namun juga menyatakan harapannya terhadap gencatan senjata kemanusiaan di Gaza dan berkurangnya ketegangan di kawasan Timur Tengah.
“Setelah kematian Hamas Sinwar, yang bertanggung jawab atas serangan teroris keji itu, ada kemungkinan kuat untuk gencatan senjata di Gaza dan kesepakatan untuk membebaskan tahanan Hamas diharapkan segera tercapai,” kata Scholz.
Dia mencontohkan serangan lintas batas Hamas pada Oktober 2023, yang menewaskan sekitar 1.200 warga Israel, dan lebih dari setahun kemudian serangan Israel di Gaza – yang menewaskan lebih dari 42.000 korban.
Scholz juga menegaskan kembali dukungan Jerman terhadap upaya diplomatik Biden dan proposal gencatan senjata di Gaza.
“Joe, kami selalu mendukung upayamu dalam perjuangan ini dan kami akan terus melakukannya. Tujuan kita bersama tetap pada proses politik yang kredibel menuju solusi dua negara. “Kami berkomitmen penuh dalam hal ini,” tegasnya.
Jerman adalah sekutu Israel dan telah beberapa kali menyatakan bahwa mereka mempunyai tanggung jawab khusus atas keamanan Israel karena hubungan masa lalunya dengan Nazi.
Namun, para kritikus mengatakan dukungan Jerman terhadap pemerintahan Israel yang dipimpin Netanyahu telah merusak kredibilitasnya dan semakin mengisolasi negara tersebut secara global. (semut/kembali)