Jakarta, tvonenevs.com – Basuki Hadimulyono pamit kepada Kementerian PUPR setelah sepuluh tahun menjabat menteri berakhir. Saat menjabat Menteri PUPR, Basuki dikenal dengan sifat nyentriknya, ia juga punya ciri khas karena sering memakai topi berlogo PUPR. Topi ini menjadi ciri khas Basuki, selalu menempel dan tidak lepas dari kepala saat berangkat bekerja di ladang.
Jika sering dipakai, topi akan terlihat usang. Warna gelap dan kuning yang menjadi ciri khas Kementerian Pekerjaan Umum tidak secerah biasanya.
Apa jadinya topi legendaris Menteri Basuki itu setelah tak lagi bekerja di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perhubungan? Diberitakan dari akun Instagram Kementerian PUPR, Basuki menyebut topi tersebut masuk ke dalam museum.
“Kalau ditanya, topi saya sekarang ada di Galeri Bendungan, jadi di museum,” kata Basuki, Minggu (20/10/2024).
Basuki menuturkan, dirinya pernah mendapat dua jabatan selama dua periode menjabat Menteri PUPR di bawah kepemimpinan Jokowi.
Topi tersebut ada dua, periode pertama dan periode kedua. Letaknya di galeri Bendungan gedung SDA,” jelasnya.
Topi Basuki berlogo Kementerian Pekerjaan Umum sering dikenakan dalam acara apa pun, seperti pekerjaan, inspeksi, atau peresmian proyek. Bahkan ia menggunakannya saat menjadi fotografer pada KTT G20 di Bali.
Topi ini juga kerap ia kenakan saat meninjau atau membuka proyek bersama Presiden Joko Widodo (Yokowi). Karena sering dipakai, kalau dilihat dari dekat warna topinya sudah tidak sempurna lagi.
Iptu Giianto, Asisten Menteri PUPR Basuki Hadimulyon, menceritakan pengalamannya ketika banyak pejabat yang sering mengeluh karena menterinya sobek topinya kemana-mana. Giianto yang bernama Mas Gii mengaku lelah menjawab pertanyaan yang itu-itu saja.
“Iya, saya asisten Pak Bass. Saya capek menjawab keluh kesah banyak orang soal topi,” kata Mas Gee mengawali ceritanya dalam podcast Sigap Membangun Bangsa yang diunggah di kanal YouTube Kementerian PUPR.
Anggota polisi yang mengikuti Basuki sejak 2018 mengaku kerap dikritik karena atasannya memakai topi yang sudah tidak bagus lagi.
“Mereka menelepon saya, mereka tahu saya polisi, yang menelepon biasanya pejabat tinggi. Mereka secara khusus memanggil saya: ‘Hei, itu kamu, kamu asisten, kamu sudah tahu kalau topi ayahmu seperti itu, kenapa kamu tidak mengubahnya? Anda harus bereaksi ketika topinya berganti,” kata Gianto.
Namun karena sering mendapat pertanyaan yang sama, Gianto menjawab dengan tenang.
“Pak mohon maaf, ini yang saya bicarakan, kalaupun saya jadikan dia presiden, saya tidak mau menggantikannya pak,” ucap Gianto pada pria yang terkejut itu.
Mas Guy mengetahui bahwa Basuki selalu memakai topi yang sama dan tidak menginginkan topi yang lain.
“Pertama yang perlu saya cari adalah keberadaan topi, kalau aman di dalam mobil, separuh pekerjaan saya aman. Jika Anda ingin keluar kota secara khusus. “Kami beberapa kali menyiapkan (topi lagi), tapi mereka tidak suka, mereka menginginkan topi itu,” ujarnya.
Gianto menjelaskan, atasannya adalah orang yang banyak menghabiskan waktunya di lapangan, sehingga wajar jika topi yang dikenakannya terlihat lusuh. Namun, dia menegaskan penutup yang dikenakan Menteri PUPR harus bersih.
“Tidak kotor, kami mencucinya.” Sudah lama sekali dan itu benar-benar menunjukkan – menurut saya ada filosofinya – bahwa dia adalah orang yang lapangan. Katanya, presiden turun lapangan satu kali, menteri dua kali, dirjen empat kali, betul. Bahkan, sudah lama di ladang, terkena sinar matahari, terkena debu, terkena berbagai macam benda, sering dipakai, hingga terlihat seperti ini. Sudah usang karena digunakan. “Mungkin lebih dari kekuatan topi itu sendiri,” kata Mass Guy (nba).