Jakarta, TVOnews.com – Menteri Keuangan Keuangan Malley telah menekankan bahwa pemerintah akan membahayakan kebijakan keuangan dan instrumen keuangan, baik di APBN dan Bank Indonesia, untuk mencapai 3 juta program pengembangan domestik.
“Kami akan menyinkronkan semua kebijakan dan instrumen keuangan, baik anggaran pemerintah maupun melalui mekanisme makro dan kebijakan bank Indonesia,” katanya pada konferensi pers pada hari Rabu.
Dalam anggaran negara bagian 2025, Seri Maliani mengalokasikan anggaran sekitar Rp18 -bilion untuk mendukung pembangunan 220.000 rumah untuk orang -orang rendah (MBR).
“Semuanya didedikasikan untuk fasilitas Funality Liquid Instalsty (FLP), dikombinasikan dengan partisipasi modal negara (PMN) di Pt Sarana Multi -Finansial (PTSMF),” katanya.
Selain itu, Seri Mariani menekankan bahwa pemerintah masih mencari berbagai kebijakan alternatif untuk mencapai tujuan membangun 3 juta rumah, yang menjadi prioritas bagi pemerintah.
“Kami telah menemukan berbagai opsi yang diselesaikan oleh tim teknis Kementerian Keuangan, Kementerian BUMN yang dipimpin oleh Mr. Eric Erzir dan Bank Indonesia, yang memiliki wewenang dalam alat moneter,” katanya.
Selain berfokus pada membangun rumah baru, pemerintah juga menyediakan berbagai pola dukungan, termasuk program pembaruan rumah dan membantu pembeli di masa depan.
“Semua proyek ini tersedia dalam anggaran negara dan masih dievaluasi untuk meningkatkan skala jika perlu untuk memastikan bahwa tujuan yang ditetapkan dapat dicapai,” katanya.
Pemerintah saat ini juga berkoordinasi dengan Bank Indonesia dan sektor perbankan di bawah Kementerian BUMN untuk memastikan bahwa 3 juta program rumah yang dibalas rumah diusulkan dan diminta.
“Kami ingin memastikan bahwa pengembang didukung cukup, sementara orang -orang rendah dapat mengakses rumah yang terjangkau lebih banyak. Ini adalah rumah bagi orang -orang,” katanya.
Di sisi lain, Seri Monlani menekankan bahwa Kementerian Keuangan juga mendukung berbagai program strategis nasional untuk mencapai prospek pertumbuhan ekonomi dan 8 % pertumbuhan ekonomi, seperti keamanan pangan, keamanan energi dan turunnya industri, yang telah menjadi jalur presiden.
“Jika kita dapat mengoptimalkan mobilisasi dana, dampaknya akan sangat besar dan memiliki dampak positif pada ekonomi,” katanya. (Aha/aag)