NEWS Terserang Virus Jembrana, 428 Ekor Sapi di Bombana Mati Mendadak

Bombana, disinfecting2u.com – Dinas Pertanian Provinsi Bombana mengumumkan kematian mendadak 428 ekor sapi akibat penyakit menular di Kotamadya Bombana (Sultra), Provinsi Sulawesi Tenggara (10/10/2024).

Sarif, Kepala Dinas Pertanian Wilayah Bombana, mengatakan 428 ekor sapi milik populasi mati itu tersebar di empat kabupaten pada bulan lalu.

“Tersebar di empat kabupaten yaitu Rarovatu, Rarovatu Utara, Lantari Jaya dan Rumbia,” kata Sarif.

Menurut dia, berdasarkan informasi yang diterima pemilik hewan tersebut, ternaknya mati mendadak, sehingga membuat bingung dan menghubungi petugas yang langsung melakukan penyelidikan.

Petugas dan tim medis kemudian turun untuk memeriksa hewan-hewan tersebut dan melarikan diri.

Berdasarkan hasil laboratorium di Maros diketahui itu virus Jembrana, ujarnya.

Menurut Sarif, dalam menyikapi hal tersebut, pihaknya merespon cepat dengan mengerahkan personel polisi untuk segera membuang bangkai sapi yang mati tersebut.

“Langkah-langkah yang kami lakukan di Kementerian Pertanian adalah memberikan vaksin, vitamin, antibiotik kepada sapi lokal yang tidak tertular virus, menurunkan tingkat demam, dan mengendalikan epidemi,” ujarnya.

Sebelumnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Selatan melalui Dinas Pertanian dan Peternakan atau Distanak mengambil tindakan cepat pengendalian virus Jembrana di wilayah Bumi Anoa dengan mendistribusikan 15.000 vaksin Jembrana kepada sapi Bali di Sultra. wilayah.

La Ode Muhammad Rusdin Jaya, Kepala Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara, mengatakan, dari hasil pantauan setempat, kasus Jembrana yang sudah menyebar ke banyak wilayah di Provinsi Sulawesi, sudah terdeteksi. Oleh karena itu, pihaknya telah sepakat dengan dinas kabupaten/kota se-Sultra untuk mendistribusikan vaksin Jembrana kepada sapi-sapi yang disalahgunakan di Jembrana.

“Kami bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Hewan kabupaten dan kota untuk mendukung vaksinasi di Jembrana,” kata Rusdin.

Penyakit Jembrana diketahui hanya menyerang sapi Bali (tidak menular ke sapi lain) dan tidak bersifat zoonosis. Penyakit tidak dapat menular dari hewan ke manusia atau sebaliknya.

Penyakit yang disebabkan oleh retrovirus pada sapi Bali ini ditandai dengan demam tinggi, peradangan pada mukosa mulut, pembesaran kelenjar kekebalan tubuh, dan diare berdarah bahkan kematian pada hewan tersebut. (pesanan/frd)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top