Batam, disinfecting2u.com- Jalan Laksamana Bintan, Sei Pamas dan Tanah Mas Ruko Complex, Batam, di Batam, mengeluh tentang kondisi jalan sempit dan debu yang memengaruhi aktivitas sehari-hari.
Kemacetan Jollan Admiral Bintan sering termasuk, terutama selama waktu luang darurat atau pulang kerja.
Arya, pengguna jalan mengatakan bahwa Kemasaten dari terowongan Seyie Panas terjadi di Batam Center.
“Kemacetan lalu lintas adalah topeng di pagi hari dan bahkan ketika mereka pulang kerja, itu bisa 1,5 km jauhnya, karena dan di luar di wilayah Bengon.
Menurutnya, penduduk tidak hanya terpengaruh oleh kemacetan lalu lintas ini, tetapi juga pada pemilik bisnis di kompleks Ruko yang tipis. Banyak pelanggan enggan tentang kesulitan jalan, yang mempengaruhi mereka. Selain itu, dua sekolah di daerah ini mengalami kemacetan lalu lintas selama sekolah anak -anak.
Selain itu, Juran Laksamana Bintan mengeluh tentang penduduk kompleks kanan Ruko Tana. Warga berharap bahwa jalan itu akan menjadi resolusi utama kemacetan oleh pemerintah Kota Batam segera dan akan mengurangi polusi debu.
Namun, kemungkinan sulit untuk melakukan upaya ini karena pagar seng biru yang berdiri dengan kuat di sisi jalan. Plot dibatasi oleh pagar adalah sejumlah toko yang akan dibangun oleh perusahaan dalam tongkat.
“Kami melihat bahwa akan sulit untuk memperluas pemerintah karena ada pagar seng biru. Jika pembangunan toko berlanjut, kami khawatir bahwa daerah ini akan lebih tajam dan lebih penuh dengan debu.
Penduduk kompleks Ruko Tanah Mas meminta pemerintah untuk membongkar pagar biru yang galvanis sehingga pendapatan jalan masih bisa dilakukan.
“Sebagai penduduk, kami meminta pagar seng biru untuk membongkar sehingga ekspansi jalan di zona penyangga di zona galvanis,” kata Evin.
Dia dan penduduk juga berharap bahwa kebijakan yang mendukung kepentingan publik, terutama pebisnis, akan memengaruhi kasus ini. (AATS / WNA)
