KKP Akui Kecolongan, Pagar Laut Ilegal Sudah Dibangun Sejak 2023

Jakarta, TVOnews.com Menteri Perikanan Kelautan (KPC) Vakti Wahyu Trengono mengakui bahwa pembangunan pagar laut ilegal telah terjadi sejak tahun 2023 di pantai Tangerang Banten.

Namun, insiden ini dicatat secara publik pada tahun 2024, menurut laporan publik dan penyelidikan lebih lanjut.

“Sebenarnya, kita dapat mengatakan bahwa kita telah ditipu. Di masa lalu, kami pikir itu adalah tempat pemuliaan nelayan. Tetapi setelah pencarian, itu ternyata pagar terstruktur, bukan tawanan.” Senin (1/20) pada konferensi pers di konferensi pers di Kompleks Istana Presiden Pusat.

Trengono menjelaskan bahwa pembangunan pagar tidak disetujui oleh hukum penciptaan kerja. Menurut aturan, semua kegiatan makanan laut harus disetujui untuk kesesuaian kegiatan penggunaan makanan laut (NCPL). Namun dalam hal ini, tidak ada izin.

“Sejak awal, pagar laut sebenarnya ilegal. Tidak ada izin. Jika tidak ada izin, kami melanggar hukum. Jadi langkah pertama yang kami ambil adalah tanda tangan, dan saya harus mengidentifikasi siapa yang bertanggung jawab.”

KCC juga mengakui bahwa kelemahan sutradara dapat dibangun tanpa menemukan salah satu penyebab pagar laut ini. Trengono bahkan mengatakan dia dicela oleh inspektur KCP.

“Aku telah menegur jaksa penuntut.” “

Penemuan ini jauh lebih menakjubkan ketika pagar laut ditemukan memiliki niat struktural untuk menahan sedimen. Jika Anda mempertahankan kontrol PBB, area laut secara bertahap akan menjadi tanah. Lebih buruk, di laut ia menemukan sertifikat tanah yang dinyatakan secara ilegal.

“Jika pagar ini tetap ada, itu akan berisi sedimen, menarik ombak, dan tanah pada akhirnya akan muncul. Ada sertifikat di bawah laut. Ini tidak diizinkan dengan jelas.

Presiden Prabowo Subanto segera memerintahkan masalah ini untuk sepenuhnya diselidiki. Menurut Trengono, semua pihak, termasuk Angkatan Laut, Bakamla dan Baharm Polri, akan dimasukkan dalam proses penyelidikan dan korupsi. Perencanaan dan diskusi teknis akan diadakan Rabu depan.

“Presiden harus diakhiri sesuai dengan koridor hukum.” “Jika tidak ada yang mengklaim bertanggung jawab, itu akan secara otomatis menjadi properti utama.”

Namun, NCC menjamin kepentingan masyarakat, terutama nelayan untuk mempertahankan prioritas.

“Kita harus benar -benar menyeimbangkan kepentingan hukum dan kepentingan nelayan. Mereka masih harus berada dalam keadaan laut yang besar,” pungkasnya. (AGS/EBS)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top