JAKARTA, TVONEWS.COM – Polisi menyelidiki fakta bahwa seseorang yang bekerja dengan nenek buyut pertama membunuhnya pada malam yang sama di rumahnya di LaBak Bulus, kawasan Jakarta Selatan.
Dalam mengejar penyebab utama, polisi mencari beberapa informasi, termasuk sekolah dan keluarga yang bekerja dan membunuh.
Direktur Hubungan Suku Polda Metro Jaya dan AKP Nurma Dewi mengatakan, para saksi menyetujui anak dan pekerjaan tersebut.
Biasanya anak sering memikirkan anak dalam aktivitas sehari-hari bersama teman dan anggota keluarga lainnya.
Ibu pria tersebut, yang terluka setelah disuntik untuk menyelamatkan nyawanya, sedang menunggu keputusan polisi.
“Ibu anak tersebut ada di rumah Fatmawati, sehingga masih di unit pemulihan,” Nurma, Kamis (5/12/2012).
Nurma setuju dengan cerita ibunya yang mengatakan bahwa pekerjaan terburuk seorang anak adalah pembunuhan.
Namun hingga saat ini polisi belum mampu mengendalikan ibu tersebut.
“Kami tidak bisa mengunjunginya atau menanyakan informasi kepadanya karena lebih cepat. Para pendeta mengatakan hal itu kepadanya.
Namun Nuharma mengamini bahwa sang ibu menanyakan kabar anaknya setelah masa paling berbahaya sejak disuntik.
Bahkan, sang ibu sempat menyampaikan cerita khusus kepada sang anak yang mengikuti metode tes tersebut.
Nurma mengatakan, sang ibu mengatakan anggota keluarga lainnya mengunjungi pria pelaku.
“Tadi malam Bude (mengirim pesan dari ibu pertiwi si pembunuh) bilang dia baik-baik saja. Tapi selalu ada perbincangan antar keluarga,” kata Nurma.
Diketahui, ia merupakan anak kecil MAS tingkat satu (14) yang mampu menantang ayah dan neneknya hingga tewas. Masalah terparah terjadi di Bona Bonah, Lebak Bulus, Satak Jakarta, 2024. 30 November, Sabtu, 01:00.
Korban tewas, neneknya dan pertama RM (69) bersama ayahnya APW (40) di bawah pisau.
Saat itu, ibunya dan AP pertama (40) adalah seorang pria yang melakukan kekerasan dan terluka.
AP saat ini berlangsung di RS Fatmwati, Jakarta Selatan.
Saat diperiksa polisi, Mas menerima telepon saat tidak bisa tidur.
“Pada wawancara pertama, dia bercerita bahwa dia tidak bisa tidur. Dan Kapolres diganggu oleh Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Gogo Galesung.
Gogo mengatakan, pihaknya belum pernah membenarkan adanya pelaku MAS yang membunuh ayah dan neneknya.
Menurutnya, penggunaan informasi terus dilakukan oleh pihak yang terkena dampak. (Sesuai)