disinfecting2u.com – Buya Yahya mengingatkan setiap umat Islam akan pentingnya etika, salah satunya adalah bahaya lelucon yang menimbulkan kerugian.
Dalam Islam, humor diperbolehkan selama tidak mengikuti batasan syariat dan tidak menimbulkan akibat negatif seperti menyakiti perasaan orang lain, mempermalukan atau menghina orang lain.
Namun terkadang orang tertawa terlalu banyak untuk menyakiti atau mempermalukan seseorang.
Jadi, jika hal itu terjadi tentu saja patut meminta maaf. Namun Buya Yahya mengingatkan, muslim yang baik adalah yang meminta ampun meski tidak merasa bersalah.
Jiwa yang hebat adalah jiwa yang mudah memaafkan, kata Buya Yahya.
Dan tidak perlu meminta maaf ketika ada yang merasa bersalah, lanjut Buya Yahya.
Sebab, menurut Buya Yahya, jika masyarakat hanya meminta maaf saat diingatkan kesalahannya, maka sangat berbahaya.
“Jika orang meminta maaf ketika merasa bersalah, berbahaya bagi orang yang tidak pernah merasa bersalah,” kata Pak Buya Yahya.
“Dan orang baik selalu merasa bersalah,” lanjutnya.
Ini karena terkadang ketika kita tertawa, terkadang hal itu tidak menyakiti kita.
Tapi ini mungkin karena kita tidak mengetahui kesalahan kita.
“Kamu mungkin mengira itu bukan kalimat yang menyinggung ketika kamu sedang tertawa. Tapi itu mungkin kalimat yang menyinggung, kamu hanya tidak tahu itu menyakitkan,” jelasnya.
Maka bagi setiap umat Islam, Buya Yahya berpesan untuk terus berbenah.
“Sekarang orang-orang kita yang baik, walaupun kelihatannya tidak bersalah, mereka akan memperbaikinya, mungkin saya yang salah,” kata Buya Yahya.
Jadi yang pokok masyarakat menganggap mereka bersalah, makanya kita lari minta maaf ke mereka, lanjutnya.
Jadi yang penting: jangan meminta maaf hanya jika merasa bersalah.
Artinya, kita tidak boleh meminta maaf pada akhirnya hanya ketika kita merasa bersalah, kata Buya Yahya.
Oleh karena itu, yang paling berbahaya bagi manusia adalah mereka yang tidak pernah merasa bersalah, lanjut Buya Yahya.
Kalau hal ini biasa dilakukan, ketika orang tua melihat anak nakal, kata Buya Yahya, mereka tidak marah, tapi bertanya ada apa dengan didikannya.
“Waktu kejadian orang gede ini dia koreksi saya, mungkin anak itu menganiaya saya, dia keras kepala, oh mungkin saya kurang lunak dan sebagainya,” kata Buya Yahya.
Oleh karena itu, penting bagi seorang muslim untuk terus menerus memeriksa dirinya agar menjadi lebih baik.
“Maka sebagai orang beriman, jangan menyesatkan orang lain, jadikan hidupmu seperti kita jalani kemarin, jangan menyesatkan orang,” pesan Buya Yahya.
Orang yang berhati baik, kata Buya Yahya, ibarat orang yang mengetahui surga sambil berjalan di bumi.
“Lihatlah hatinya yang penuh cinta terhadap kaum Nabi. “Kalau berbicara harus dijaga moral dan nilai-nilainya,” kata Buya Yahya.
“Ini adalah astronot yang berjalan di bumi,” lanjutnya.
Demikian definisi Buya Yahya tentang pentingnya moral yang dirangkum disinfecting2u.com dari ceramahnya di channel YouTube Al-Bahjah TV, “Memberi untuk Menyakiti Hati Orang Lain.”
يٰايّها الّذين اسمنوا لا يسخر قوم قوم عسى اني كونوا خيرونما خيرونما INSAN اۤءٍ عَسٰى ان يّكن خيارً منه ولا تلمزوٓا انفسكم ولا Semoga Tuhan memberkati Anda.
Artinya: Dan bagi orang-orang yang beriman, janganlah laki-laki mencemooh orang lain (karena) barangkali mereka (yang diejek) lebih baik dari pada mereka (tertawa), dan wanita (yang diejek) tidak boleh diejek. wanita lain (karena) wanita (yang diejek) bisa lebih baik dari wanita (yang diejek). Jangan mengutuk atau menyebut satu sama lain menghina. Panggilan yang paling buruk adalah (menyeru untuk menjadi fasik) orang-orang beriman. Mereka yang tidak bertobat adalah penjahat. (QS. Al Hujurat : 11)
Rasulullah SAW bersabda:
“Seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim lainnya. Dia tidak boleh menindas, mengabaikan atau mempermalukannya.” (HR.Muslim)
Wallahu’alam bishawab
(menyisipkan)