Lapas di Riau Berupaya Ubah Perilaku Puluhan WBP Pencandu Narkoba

Pekanbaru, 27/11 (ANTARA) – Lapas Wanita Kelas II A di Pekanbaru, Riau, berupaya mengubah perilaku 30 narapidana lembaga pemasyarakatan (WBP) yang terlibat tindak pidana atau kecanduan narkoba melalui program rehabilitasi sosial selama enam bulan.

“Saya mengapresiasi tim Lapas Wanita Pekanbaru yang mampu mengubah perilaku narapidana setelah mendapat nasehat dari konsultan Yayasan Jemuni. Dan mereka melakukan kegiatan edukasi intensif, seminar dan konsultasi untuk memahami dampak buruk narkoba,” kata Kepala Kantor Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kabupaten Riau. (Kemenkumham) Budi Argap Situngkir di Pekanbaru, Selasa

Budi Arkapas mengatakan, ini merupakan proyek rehabilitasi biasa, juga merupakan upaya serius untuk mengubah gaya hidup para narapidana. Sebab, warga binaan juga dilatih oleh konsultan Badan Narkotika Nasional (BNN) Pekanbaru.

Budi mengatakan, pihaknya optimistis program rehabilitasi akan membuat narapidana benar-benar lepas dari kecanduan narkoba. dan memiliki gaya hidup sehat

“Meskipun proyek ini berjalan dengan baik, namun kami masih menghadapi kendala terkait pembiayaan proyek restorasi ini yang masih minim. Oleh karena itu, perlu dukungan pemerintah daerah. Dukungan masyarakat juga penting untuk memastikan WBP diterima dengan baik saat berintegrasi kembali ke masyarakat,” ujarnya.

Ia juga mengatakan masyarakat harus memberi mereka kesempatan kedua untuk membuktikan bahwa mereka bisa menjadi orang baik.

Dia mengatakan, petugas pemasyarakatan harus lebih proaktif dalam memberikan edukasi kepada warga binaan. Fokusnya tetap pada observasi. tetapi juga untuk memberikan perhatian dan kasih sayang kepada narapidana.

Dikatakannya, setelah mengikuti pelatihan ini, seluruh peserta yang berjumlah 30 orang dapat menjadi duta anti narkoba. Selain mengikuti proyek rehabilitasi, warga binaan Lapas Wanita Pekanbaru juga dilibatkan dalam berbagai kegiatan pembangunan.

Budi Arkapas juga secara simbolis melepas 1.500 bibit ikan lele ke dalam kolam yang ada di Lapas Wanita. Ini adalah bagian dari proyek pengembangan pekerjaan narapidana. Selain menjahit, merajut, membatik, memotong, membuat aneka kue dan roti.

“Program pelatihan ini untuk mengisi waktu luang saya di penjara. dan membekali mereka dengan keterampilan memasak setelah mereka bebas dari hukuman penjara,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top