Jakarta, disinfecting2u.com – Lebih dari 4.000 amputasi dan 2.000 cedera otak dan sumsum tulang belakang dilaporkan di Gaza sejak serangan Israel dimulai pada 7 Oktober 2023.
Direktur Kompleks Medis Al-Shifa, Mohammad Abu Salmiya, mengatakan pada konferensi untuk memperingati Hari Penyandang Disabilitas Internasional di Kompleks Medis Nasser di Gaza Selatan bahwa sebagian besar orang yang diamputasi adalah anak-anak.
Lebih dari 4.000 orang kehilangan anggota tubuh bagian atas dan bawah sejak awal genosida ini, katanya, mengutip berita Antara, Minggu, 12 Agustus 2024.
Dia menambahkan, lebih dari 2.000 orang dengan cedera tulang belakang dan otak saat ini berada di tempat tidur dan sangat membutuhkan rehabilitasi.
Ia melanjutkan, ribuan orang kehilangan pendengaran dan penglihatan akibat pemboman tersebut.
“Sistem kesehatan di Gaza hancur total, tanpa peralatan atau layanan medis yang memadai,” kata Abu Salmiya.
Pada Selasa (3/12), Komisaris Jenderal UNRWA Philippe Lazzarini menggambarkan situasi di Gaza sebagai epidemi disabilitas.
UNRWA memperingatkan bahwa banyak korban cedera memerlukan layanan rehabilitasi jangka panjang, termasuk bantuan untuk amputasi dan cedera tulang belakang.
Diperkirakan lebih dari 22.000 orang di Gaza tewas dan 13.000 hingga 17.000 orang terluka parah, menurut laporan bulan September oleh koordinator kemanusiaan PBB Sigrid Kaa.
Israel telah melancarkan perang genosida di Gaza sejak 7 Oktober 2023, menewaskan lebih dari 44.600 orang, kebanyakan dari mereka adalah wanita dan anak-anak.
Bulan lalu, Pengadilan Kriminal Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Jalur Gaza.
Israel juga menghadapi tuduhan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) atas tindakannya di Gaza.