disinfecting2u.com – Nanang Gimbal, tersangka pembunuhan Sandy Perman, aktor dan aktris sinetron “Mac Lampire”, telah ditangkap polisi.
Kompol Bambang Askar Nanang Gimbal, Direktur Jenderal Humas Polda Metro Jaya, ditetapkan sebagai tersangka.
“Sudah ditetapkan tersangkanya,” kata Bambang, Rabu (15/1/2025).
Saat ditemui dalam jumpa pers, Dirreskrimum Polda Metro Jaya, petugas polisi Vira Satya Triputra Nanang Gimbal mengungkapkan, tindakan langsung itu didasari emosi sementara.
Saat kejadian, korban tiba-tiba meludah di depan rumah tersangka hingga menyebabkan darahnya mendidih.
Tersangka langsung lari ke kandang ayam untuk mengambil pisau. Lalu mengejar korban dan menusuknya, kata Vira Satya Triputra, Kamis (16/1/2025).
Bambang menjelaskan, akibat perbuatannya dalam pembunuhan Sandy Perman, tersangka dijerat pasal pembunuhan berdasarkan Pasal 354 KUHP dan atau Pasal 338 KUHP dan divonis 15 tahun penjara. Hukuman Setahun, Akankah Nanang Gimbal Diampuni Allah SWT?
Seperti dilansir disinfecting2u.com dari channel YouTube Al Bahjah TV, Buya Yahya menceritakan taubat pelaku pembunuhan.
Buya Yahya mengatakan, orang yang dengan sengaja membunuh orang beriman akan mendapat siksa di akhirat berupa Neraka.
“Membunuh orang beriman dengan sengaja akan membawa mereka ke neraka. Bisa dibilang selamanya atau sangat lama, kata Buya Yaahya di saluran YouTube Al Bahjah TV.
Namun Buya Yahya bercerita pada zaman Abdullah bin Abbas.
Seseorang mendatangi Abdullah bin Abbas dan menanyakan apakah ada pertobatan bagi si pembunuh.
Namun, Abdullah bin Abbas mengatakan tidak.
Sementara itu, orang lain datang dan menanyakan hal serupa. “Apakah pembunuhnya menyesal?” Abdullah bin Abbas menjawab ‘Ya’.
Sahabat Abdullah bin Abbas pun bingung dan bertanya mengapa keduanya mendapat jawaban berbeda.
Buya Yahya kemudian mengatakan bahwa yang dilakukan Abdullah bin Abbas adalah psikologi atau melihat ke dalam jiwa manusia.
“Ilmu yang berhubungan dengan psikologi, sekarang disebut psikologi.”
Ketika interogator pertama tiba, wajah Abdullah sangat merah, menunjukkan kemarahannya.
Oleh karena itu dia menjawab bahwa tidak ada taubat bagi para pembunuh. Karena pria itu merasa ingin membunuh seseorang.
Hal ini dilakukan untuk mencegah orang tersebut membunuh orang lain.
Saat itu, penanya lainnya sedih dan berlinang air mata. Maka Abdullah bin Abbas menjawab bahwa ada taubat bagi para pembunuh.
Karena dia menyadari bahwa pria itu baru saja membunuh seorang pria dan dia tampak sangat menyesal.
Oleh karena itu, Abdullah memberi semangat melalui ampunan, doa, istighfar, dan taubat.
Namun menurut Buya Yahya, pembunuhan adalah dosa besar.
Karena membunuh satu orang sama dengan membunuh sejuta orang karena yang dibunuh adalah kemanusiaan.
Tapi naudzubillah, yang jelas itu dosa besar. (kmr)