Jember, disinfecting2u.com – Warga Puger Jember menghampiri pemerintah untuk memperbaiki jalan yang rusak. Ratusan orang bernama Puger Melawan datang ke kota Jember. Massa mendatangi Anjungan Arya Wahyawibawagraha Jember dengan membawa 7 truk dan 7 Elf. Sebelumnya, warga Puger memblokir jalan tersebut sejak Rabu (01/08). Truk Imasco dianggap dalang rusaknya jalan tersebut.
Sementara itu, PT Imasco (pabrik semen) menyebut truk tersebut dituding sebagai penyebab rusaknya jalan tersebut.
PT Imasco telah memberikan penjelasan mengenai kerusakan jalan yang diakibatkan truk operasionalnya.
Melalui manajer humasnya, Ribut Budiono, PT Imasco mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Puger yang resah dengan kerusakan jalan akibat truk operasional perusahaan semen tersebut.
Menurut Ribut, perseroan memiliki lebih dari 400 karyawan internal dan sekitar 3.500 karyawan eksternal.
Diakuinya, aktivitas perusahaan tersebut berdampak pada kondisi jalan yang kini menjadi sorotan.
Kemudian Ribut menambahkan, selama bertahun-tahun PT Imasco sangat patuh membayar pajak yang besar.
“Perusahaan kami telah membayar pajak dalam jumlah besar kepada pemerintah kabupaten selama bertahun-tahun. “Sekitar ratusan miliar per tahun,” kata Storm.
Selain itu, PT Imasco juga rutin menyelenggarakan program Corporate Social Responsibility (CSR) setiap tahunnya.
Program tersebut meliputi pendidikan, kesehatan dan pemberdayaan masyarakat setempat. Perusahaan juga mendukung pelaksanaan program lain di desa tersebut, sesuai permintaan masyarakat setempat.
“Misalnya dukungan terhadap UKM dan program produksi pupuk untuk kebutuhan desa sekitar,” tambah Ribut.
Terkait kerusakan jalan tersebut, Ribut mengungkapkan, PT Imasco telah berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum Jalan Provinsi Jawa Timur dan pemerintah pusat.
Perbaikan jalan sudah mendapat persetujuan dan tinggal menunggu pelaksanaannya.
“Proses perbaikan jalan diperkirakan akan dimulai dalam satu atau dua bulan ke depan,” ujarnya dalam wawancara dengan media.
PT Imasco juga diminta membuat saluran drainase sepanjang kilometer di pinggir jalan yang kini sudah disetujui.
Saat ditanya soal batasan tonase truk, Ribut mengatakan hal itu sepenuhnya menjadi kewenangan pemerintah, bukan PT Imasco. Perusahaan hanya menghormati aturan yang telah ditetapkan.
Dalam operasionalnya, PT Imasco menerapkan program khusus untuk meminimalisir gangguan terhadap masyarakat. Misalnya saja pelarangan truk pada jam sekolah dan Jumat sore.
“Truk yang beroperasi sekitar 200 unit sehari itu digunakan untuk memenuhi kebutuhan produksi PT Imasco,” jelas Ribut.
Perusahaan juga menjamin kesejahteraan pengemudi dengan menyediakan fasilitas yang memadai, termasuk makanan.
Ribut menegaskan, PT Imasco berkomitmen untuk terus bekerja sama dengan pemerintah dan masyarakat untuk menjaga keseimbangan antara operasional bisnis dan kepentingan masyarakat. (sss / ayam)