Boleh Gak Sih Shalat Subuh di Jam 7 Pagi? Justru Ustaz Adi Hidayat Jelaskan Hukumnya dari Kisah Nabi Muhammad SAW

disinfecting2u.com – Pendakwah kondang Ustaz Adi Hidayat mengulas hukum shalat Subuh secara menyeluruh jika dilakukan pada jam 7 pagi. Hal itu pernah terjadi dalam kisah Nabi Muhammad SAW.

Terkait hukum sholat subuh jam 7, Ustaz Adi Hidayat (UAH) tidak menyalahkan orang yang terlalu lelah hingga istirahat dan bangun kesiangan.

“Namun ada hal yang terkadang tidak kita rencanakan, misalnya kita lelah bekerja dan pulang jam satu pagi,” kata UAH dalam ceramah Senin yang diadaptasi dari saluran YouTube resmi Adi Hidayat (9/12/ 2024 ).

Sholat Subuh merupakan ibadah wajib pertama dalam sehari karena mempunyai waktu subuh shadiq.

 

Sholat subuh mempunyai keutamaan paling populer yang sering dicari orang beriman, yaitu dipercaya dapat memberikan bekal kebahagiaan.

Shadiq subuh adalah dorongan salat subuh, para malaikat menjaga hamba-hamba-Nya yang beriman selalu beribadah kepada Allah SWT.

Dalam dalil Al-Qur’an surat Al Isra ayat 78 yang menyatakan anjuran salat Subuh karena diawasi oleh malaikat, Allah SWT berfirman:

Tuhan memberkati Anda dan Anda

Artinya: “Didirikanlah shalat dari terbenamnya matahari hingga gelapnya malam dan (dirikanlah shalat Subuh). Sesungguhnya shalat Subuh itu disaksikan oleh (para malaikat).” (QS. Al Israel, 17:78)

Namun, waktu Subuh menjadi tantangan bagi umat beriman karena mereka sudah menikmati tidur sejak malam.

Kebanyakan dari mereka melewatkan ibadah salat Subuh di tengah waktu istirahat untuk mengisi ulang tenaga dan melanjutkan aktivitas kerja keesokan harinya.

Sebagai khatib UAH, ia memahami banyak masyarakat yang merasa was-was karena melewatkan Subuh sesuai jam operasionalnya.

Mereka memutuskan salat Subuh baru dilakukan pada pukul 7 pagi, bersamaan dengan berangkat kerja atau memulai aktivitas.

Ia menegaskan, hukumnya tetap diperbolehkan jika Subuh dilakukan pada pukul 7 pagi. Meski ada beberapa catatan agar tidak salah.

“Misalnya ada yang kecapekan dan capek, tapi ingat itu tidak disengaja, tidak begadang lama-lama nonton bola, misalnya lalu tertidur lalu datang terlambat saat fajar, itu dosa,” ujarnya. dikatakan.

Jika seorang mukmin bangun kesiangan karena sibuk menunaikan ibadah Tahajjud sepertiga malamnya, hal itu tidak menjadi masalah.

“Terus mandi, lalu sholat dulu, bahkan sempat tahajjud sampai jam setengah empat, lalu tiduran kalau bangun jam 7,” jelasnya.

Mengapa masih ada hukum salat Subuh pada jam 7 pagi? UAH bilang ibadahnya selesai saat bangun tidur.

Izin subuh yang disampaikannya pada jam 7 pagi itu sesuai dengan apa yang disampaikan Rasulullah SAW.

Lalu jika seseorang terbangun dari tidurnya melebihi batas shalatnya, maka Rasulullah bersabda, ‘Itulah waktu shalatnya,’ kerjakanlah waktu shalatnya, ketika dia bangun dari tidur, itulah waktunya,” jelasnya.

Lebih lanjut Direktur Quantum Akhyar menjelaskan, hukum tersebut dipenuhi Nabi Muhammad SAW saat melakukan perjalanan bersama para sahabatnya.

Saat itu Nabi Muhammad SAW meminta Bilal bin Rabah untuk membangunkannya saat fajar.

Permintaannya terjadi pada Bilal bin Rabah sepertiga malam karena dia baru saja selesai shalat Tahajjud.

Nabi Muhammad SAW takut tidak melaksanakan shalat subuh karena mengetahui akan bangun kesiangan karena kurang tidur.

Setelah Nabi SAW meminta untuk dibangunkan saat fajar, Bilal menyetujui permintaannya.

Bilal bin Rabah berjanji bahwa muazin di masjid-masjid terdekat akan membangunkan Nabi SAW ketika azan subuh dikumandangkan.

Bahwa Nabi Muhammad SAW tidak ingin menunaikan shalat Subuh di akhir zaman. Sebab ibadah di permulaan waktu memperoleh kemuliaan dan mendapat pahala yang besar.

Namun Bilal bin Rabah meminta Nabi SAW untuk beristirahat sejenak agar terhindar dari kelesuan yang parah.

Saat Bilal tidur, dia membuat kekacauan. Sahabat tersebut tidak membangunkan Nabi SAW karena beliau terlambat bangun.

Nabi SAW dan para sahabat tidak melaksanakan shalat subuh akibat kecerobohan Bilal bin Rabah yang berjanji akan membangunkannya ketika mendengar suara azan.

Nabi Muhammad SAW langsung murka kepada Bilal jika tidak setuju dan harus menerima permintaannya.

Meski demikian, Nabi Muhammad SAW tetap bertekad agar Bilal segera bergegas mengambil air Wudhu agar segera didahulukan salat Subuh.

Usai menunaikan salat qabliyah, mereka langsung melanjutkan salat Subuh yang mereka tinggalkan pada pagi harinya.

(kebetulan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top