disinfecting2u.com – Hati-hati jika ingin berinvestasi, terutama di bidang real estate, dengan bisnis sewa villa 20 tahun. Pasalnya, ada pengembang yang menawarkan harga murah dengan spesifikasi rumah yang tidak memenuhi standar, serta tidak adanya pengelolaan perumahan yang profesional, usaha villa ini harus dilindungi agar masyarakat dan investor baru tidak mengalami kerugian yang besar.
Angelina, 35 tahun, dari Jakarta adalah investor pertama yang membeli vila di Yogyakarta. Dalam pekerjaannya, pengembang menipu korbannya untuk berinvestasi di perekonomian dengan menjanjikan keuntungan 70 persen.
“Pengembang menjanjikan keuntungan 70 persen untuk investasi di perekonomian. Lalu saya bayar Rp 250.000. Namun, setelah pembayaran dilakukan, setelah membangun vila, saya mendapat lebih dari yang ditawarkan pengembang.” malaikat
Kali ini Agung asal Pati mengaku ditipu dengan mengiklankan perusahaan game di sebuah aplikasi. Setelah membayar dalam waktu yang lama, tidak jelas apakah rencananya telah dilanggar. Bahkan, seiring berjalannya waktu, ia justru melihat iklan-iklan baru yang ia beli dengan harga melambung. “Di sana dia mengira itu penipuan karena melihat nomornya sama tapi dengan pengembang yang berbeda,” ujarnya.
Menurut Mohammad Amin Abdulah, pakar keuangan yang akrab disapa Gus Min, penipuan keuangan ada banyak jenisnya. Ada real estat dan properti yang terkait dengan mafia tanah, penipuan berdasarkan hukum syariah, penipuan bisnis vila dengan jaminan sewa, dan rumah fiktif untuk tujuan itu, kata Gus Min, masyarakat akan mewaspadai iklan-iklan mewah atau janji-janji baik. Sebuah keuntungan besar. Ia berharap dapat menemukan nilai kepercayaan dengan pengembang dan produsen berpengalaman.
Menurutnya, solusi ekonominya adalah konsep vila bersama di mana pengembang mengelola basis investasi rendah bagi investor tanpa mengurangi kualitas bangunan.
“Tentunya di era digital ini, investor harus pintar-pintar memilih properti investasi. Jangan hanya tergiur dengan harga murah dan jaminan sewa, tapi dapatkan rumah yang kuat dan tahan lama,” kata Gusmin.
Nah, salah satunya adalah investasi villa dengan konsep yang lebih aman dan terjamin. “Saat ini konsep kepemilikan villa lebih bisa diandalkan dengan konsep co-ownership. Bisnis villa bukan sekedar produk, tapi handal atau handal yang bisa dipahami. Sehingga investor bisa menjadikan kawasan “villa” ini sebagai masa depan. bidang investasi.” Gus Min menjelaskan.
Gusmin mengimbau investor memilih properti dengan pengguna yang jelas agar tujuan investasinya di masa depan tidak melenceng terlalu jauh. Dalam konsep kepemilikan bersama, tanggung jawab investor akan diwakili oleh kepemilikan pemilik, sehingga investor tidak perlu lagi khawatir untuk membeli vila untuk mendapatkan rumah yang unik dan indah untuk dikembangkan.
“Investor tidak perlu ragu dengan besar kecilnya vila tersebut. Sekalipun dikelola oleh manajer yang paham dunia manajemen perhotelan,” tutupnya.