Bandung Barat, disinfecting2u.com – Dunia pendidikan di Jawa Barat dihebohkan dengan tudingan adanya nilai ilegal (kejahatan) yang dilakukan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
Saat ini sekolah yang dimaksud adalah Sekolah Negeri Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Tuduhan itu diprakarsai oleh wakil kepala sekolah.
Nilai uang yang terkumpul dari penyitaan yang dikumpulkan lebih dari Rp 700 juta, dengan laporan satu sampel dibayar Rp 1,5 juta.
Sekretaris Dinas Pendidikan Jabar Deden Saepul Hidayat mengungkapkan, dugaan kegiatan ilegal tersebut dilakukan oleh pejabat yang menjabat sebagai Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan di sekolah tersebut.
“Sekarang sedang diproses. Sesuai hukum, kami juga sudah melakukan proses penuntutan terkait hukumannya. Yang bersangkutan akan menerima perbuatannya,” kata Deden, Jumat (1/9/2025).
Deden menjelaskan, kecurigaan tersebut berawal dari awal penerimaan peserta didik baru (PPDB) di SMKN Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat.
Saat itu, siswa baru tersebut tiba-tiba mendapat pesan untuk membayar 5 buah seragam sekolah senilai 1,5 juta melalui pesan WhatsApp siswa tersebut.
Menurut siapa pembuatnya, siswa baru kelas X harus membeli 5 buah seragam, baju batik, baju olah raga, baju kelapa, baju buah-buahan dan atribut sekolah.
“Kalau dilihat jumlahnya, Rp 1,5 juta sudah dikalikan 493 siswa. Nanti mencapai Rp 500 juta lebih. Dan sudah diterima juga oleh pihak-pihak yang terlibat,” jelasnya masing-masing.
Proses pengumpulannya dilakukan tanpa adanya pemberitahuan resmi dari pihak sekolah maupun pihak koperasi. Pengumuman kewajiban membeli pakaian dilakukan sendiri-sendiri dan bukan merupakan bagian dari rapat pokok.
“Dari protokolnya, yang bersangkutan mengetahui tidak ada pertemuan orang tua. Kepala sekolah juga mengatakan, hal itu di luar perannya sebagai kepala sekolah,” ujarnya.
Hingga saat ini, pelaku perampokan sekolah tersebut masih aktif dan belum mendapat tindakan disipliner. Pemprov Jabar harus segera menelepon untuk mengajukan perkara.
“(Tersangka) masih aktif. Karena kita tunggu hasilnya. Sekarang tim BKD Jabar sedang melakukan verifikasi. Entah ratingnya akan diturunkan atau dibatalkan jika terbukti jahat,” tutupnya.
(menghela napas/kentut)