Jakarta, disinfecting2u.com– Pemain timnas Indonesia Ragnar Oratmangoen mengungkapkan gaya bermain sepak bola di Indonesia dan Belanda berbeda. Ini menjadi tantangan baginya, karena pemainnya merupakan pemain naturalisasi.
Datang sebagai pemain natural, Ragnar Oratmangoen yang akrab disapa Wak Haji mengaku harus bekerja lebih keras. Hal ini sebagai bentuk penyesuaian diri. Pasalnya Ragnar Oratmangoen dari klub Belanda kemudian bergabung dengan timnas Indonesia.
Hal itu diungkapkan Wak Haji saat menghadiri podcast bersama Mamat Alkatiri di kanal YouTube resmi Sport77, Sabtu (9/11/2024).
“Di Belanda, semua orang ingin memainkan sepak bola yang bagus dari belakang,” kata penyerang FC Groningen itu.
“Di Indonesia, yang pertama harus dilakukan adalah bekerja keras dan berlari, dan tidak memainkan bola seperti itu (umpan-umpan pendek).” jelas Wak Haji.
Saat ditanya perbedaan sepak bola Indonesia dan Belanda, Wak Haji mengatakan banyak perbedaan besar antara kedua negara.
Baginya, gaya bermain sepak bola Indonesia lebih banyak pada lari dan umpan-umpan jauh. Berbeda dengan Belanda yang lebih banyak memainkan umpan-umpan pendek.
“Ketika Anda tidak bisa memainkan umpan-umpan pendek, maka mainkan umpan-umpan panjang. Di Belanda, mereka tidak suka memainkan umpan-umpan jarak jauh,” lanjut Ragnar.
Pria keturunan Belanda dan Indonesia ini betah berada di sini. Dia mengatakan ini pada saat yang bersamaan.
Ragnar Oratmangoen yang berstatus mualaf ternyata lahir dari keluarga Kristen non-Muslim.
Ia mengaku merasa lebih nyaman dan menyenangkan berada di Indonesia karena tingkat toleransinya yang tinggi.
Bahkan, ia mengaku di sini ia bebas mendengarkan azan kapan pun dan di mana pun.
“Indonesia mayoritas beragama Islam, dan bagaimana pendapat Anda jika dibandingkan dengan Eropa yang cukup bebas?” tanya Mamat selaku tuan rumah.
“Sebenarnya di Belanda tidak sesulit itu. Tapi kamu tidak akan sebebas yang kamu mau,” jawab Ragnar Oratmangoen.
“Karena orang Belanda sangat mudah menilai orang lain, berbeda dengan orang Indonesia,” jelas Wak Haji.
Soal masuk Islam, menurutnya hal itu tidak mudah. Namun perasaan itu muncul saat ia sering diajak oleh teman-temannya semasa kecil.
Karena teman-temannya sering mengajaknya ke masjid. Di sana ia mulai mendalami dan berpikir untuk mengenal agama Islam dengan baik.
“Bagi saya yang saya pikirkan adalah mengenal Tuhan. Tentu saja teman saya juga berkali-kali mengajak saya ke masjid,” jelas Wak Haji (klw).
Waallahualaam