Penyesalan Habib Jafar saat Hadiri Haul Abah Guru Sekumpul 2025, Meski Akui Terkesan karena Digerakkan Cinta

Martapura, disinfecting2u.com – Pendakwah kharismatik Habib Jafar menceritakan pengalamannya menghadiri puncak Haul Abah Guru Sekumpul ke-20 2025.

Habib Jafar bercerita tentang perjalanannya saat hendak berangkat ke kawasan Howl KH. Muhammad Zaini Abdul Ghani al Bantani alias Abah Guru Sekumpul, di luar Masjid Ar-Rawda, Minggu (1 Mei 2025). Saat mengikuti rangkaian Haul Abah Guru Sekumpul 2025, emosinya campur aduk, mulai dari bahagia hingga penyesalan.

Alhamdulillah selesai mengunjungi Haul Abah Guru Sekumpul di Martapur Kalimantan Selatan, tulis Habib Jaafar di Instagram @husein_hadar, Minggu.

Khatib bernama asli Habib Husein bin Jaafar Al Hadar ini mengatakan, acara Haul merupakan acara terbesar di Indonesia.

 

Dikatakannya, acara tahunan Haul Abah Guru Sekumpul selalu dihadiri jutaan umat.

Menurut panitia acara, jumlah umat yang menghadiri kepindahan Guru Sekumpul ke-19 pada tahun 2024 diperkirakan mencapai 3,3 juta orang.

Pada hari ini, Polda Kalimantan Selatan (Carcel) memperkirakan jumlah jamaah haji yang mengunjungi jalur ke-20 ini akan lebih tinggi dibandingkan tahun 2024.

Habib Jaafar tak mengerti kenapa ia datang sejauh ini untuk menziarahi makam generasi kedelapan keturunan Syekh Arsyad al-Banjari itu.

Menurutnya, Guru Sekumpul merupakan ulama terbesar dan dinilai memiliki karoma yang menyentuh hati karena dilandasi cinta.

“Inilah cinta Guru Sekhumful yang mengajarkan cinta kepada Nabi Muhammad SAW melalui aksi unjuk rasa dalam rangka Maulid Nabi,” jelasnya.

Karamah Guru Sekumpul kemudian mengajak jutaan umatnya untuk mengenang sang ulama di acara tahunan Howl.

“Dengan ini, Raungan Guru Sekumpul menjadi Lautan Cinta,” ujarnya.

Khatib berusia 36 tahun itu mencatat banyaknya umat paroki yang berasal dari berbagai daerah, termasuk luar Pulau Kalimantan dan luar negeri.

Khaul Guru Sekumpul menarik perhatian dan mengundang umat Islam asing dari Malaysia, Singapura dan Brunei Darussalam turut menambah semarak acara tersebut.

“Yang datang dengan penuh cinta dan yang diterima juga penuh cinta. Ini cinta. “Ada ‘tarikan’ yang sangat kuat terhadap inti diri manusia, yaitu pikiran,” jelasnya.

Namun Habib Zafar juga menyayangkan tidak bisa menyaksikan langsung peristiwa paling spektakuler tersebut.

Ia juga gagal melihat makam Aba Guru Sekumpul, tujuan utama keinginannya datang ke Martapura pada masa Khal ke-20.

“Saya baru bisa mengebor sekitar satu kilometer dari makam Guru Sekumpul,” ujarnya.

“Jaraknya sekitar empat kilometer berjalan kaki,” tambahnya.

Ia mengatakan, dirinya baru saja tiba di Banjar Bahru dan masih dalam perjalanan.

Dia kebetulan sampai ke tempat ini dengan mobilnya. Namun karena tidak bisa mendekati Masjid Ar-Rawda, jamaah dari seluruh dunia memadati jalan.

“Saya baru sampai di Bangjarwara, baru sampai di bandara dan jarak menuju makam Abha Guru Sekumpula sekitar 15 km. Makam Abha Guru Sekumpul terletak di Martapura. “Ini adalah kota yang berbeda di Banjar Bahru. Sudah ada kemacetan,” jelasnya.

Meski demikian, Habib Zafar terharu dengan sikap ramah warga selama perjalanannya ke lokasi.

“Saya duduk di hamparan rumah warga sepanjang 5 kilometer, menyambut tamu dengan makanan, minuman, makanan ringan dan keramahtamahan yang sungguh luar biasa,” ujarnya.

(peluang)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top