disinfecting2u.com – Pemain bola voli nasional Megawati Hangestri Pertiwi menjadi salah satu pemain bola voli berhijab. Memang sempat menjadi headline saat bermain di Liga Bola Voli Korea, namun Megawati Hangestri mampu menunjukkan kualitasnya sebagai pemain bola voli profesional. Meski seharusnya ia menjadi sorotan saat pertama kali tampil di Liga Bola Voli Korea.
Dalam balasannya baru-baru ini, Megawati Hangestri menjelaskan beberapa alasan mengapa hijab tersangkut di kepalanya. Meskipun saat ini ia bermain bola voli untuk Daejeon CheongKwanJang Red Sparks, salah satu klub bola voli di Korea Selatan.
Megawati mengatakan Hangestri akan membuat bermain bola voli lebih nyaman dan ngotot untuk berhijab. Alasan itu semakin menguatkan pengakuannya saat menerima pertanyaan dari Hendi Siswanto, Bupati Jember, di Aula Wahyawibawaghara.
Megawati mengatakan, selain nyaman, harus memiliki ciri khas dan menunjukkan perbedaan dengan pemain bola voli lainnya.
Faktanya hijab juga dianjurkan oleh agama. Jadi, bisa dikenalkan ke teman-teman Mega juga,” Megavati menjawab pertanyaan Hangestri Handy.
Megatron, begitu ia disapa, menegaskan Liga Voli Korea tidak memiliki aturan yang melarang penggunaan hijab. Faktanya, semua pemain bola voli dan pelatih klub di luar sana masih diam, tidak ada masalah.
Artinya, mereka lebih terhormat, katanya.
Pada tahun 2017, Mega mengaku sudah terbiasa berhijab bahkan saat bermain bola voli. Dia tidak keberatan menutupi kepalanya dengan pakaian sesuai anjuran agamanya.
Saat pertama kali bermain di Korea Selatan, dia terkejut karena mereka tidak menghalanginya untuk menjalankan keyakinannya sebagai seorang Muslim. Selain itu, suasana hati para atlet juga sedang bagus.
“Meskipun agama di Korea sangat sedikit, saya dihormati karena berdoa, berpuasa, dan tidak makan junk food,” jelasnya.
Menurut Megawati Hangestri, berhijab saat bermain voli bukan berarti melarang olahraga tersebut. Hal ini juga bukan hal yang aneh di Indonesia.
Banyak pemain bola voli yang kini berhijab di pertandingan di luar Megawati Hangestri, antara lain Vilda Nurfadhilah, Hany Budiarti, Arneta Putri Amelian, Nandita Ayu Salsabila, Alya Anstasya, Dita Azizah dan lain-lain.
Namun jauh sebelum berhijab, ada Shinta Ainni Fathurrahmi. Sosok inilah yang menjadi salah satu pionir pemain bola voli berjilbab.
Dalam kisahnya menjelang Proleague 2016, Shinta Ainni Fathurrahmi menceritakan awal mula dirinya mengenakan hijab. Kebiasaan menutup kepala dengan pakaian tersebut muncul saat ia belum menjadi pemain bola voli.
Diakui Shinta, berhijab masih belum sempurna. Bahkan sering dibuka-tutup, sehingga tidak terus-menerus menutupi kepalanya.
Shinta tiba-tiba menyadari ketidaksenangannya atas desakan terus-menerus untuk mengenakan jilbab. Selain itu, menjelang musim pro 2016, dia mulai khawatir.
Sebagai pemain bola voli, ia kerap membuka hijab. Pasalnya, dress code pada olahraga ini masih sangat ketat sehingga belum bisa diterapkan secara sempurna.
Pada tahun 2008, Shinta berniat berhijab di lapangan pertandingan. Kebetulan dia bertemu di ajang PON Kaltim. Sayangnya, saat itu ia masih belum bisa mewujudkan mimpinya.
Meski merupakan pemain bola voli profesional, Shinta langsung tersinggung karena tak bisa berhijab. Keputusan melepas tutup kepala merupakan bagian dari cara untuk menipu egonya.
Namun, ia masih belum memahami ilmu bagaimana dan kapan memakainya saat berlatih olahraga tersebut. Meski ia merasa tidak akan bersinar sebagai atlet profesional.
Kesadarannya pun bermula ketika mendiang neneknya merawatnya dengan penuh hingga kematian dan pemakamannya. Sebagai seorang muslimah yang taat, ia takut untuk kembali kepada Penciptanya.
Keputusan ini memberinya keberanian untuk berbicara dengan pelatih dan berkonsultasi. Saat bermain sebagai pelempar di lapangan voli, ia harus mengenakan hijab.
Shinta kaget karena terpilihnya dirinya langsung didukung berbagai pihak. Sayangnya, sang ibu khawatir kariernya akan menurun dan sulit menjadi atlet profesional.
Shinta berusaha menyampaikan keimanannya kepada ibu tercintanya, dan cara tersebut berhasil meluluhkan hati orang tuanya yang khawatir karirnya akan mati.
Gresik Petrokimiya yang mempekerjakannya saat itu memberinya tempat dan mendukung Shinta, pemain bola voli yang benar-benar bisa berhijab.
Sekadar informasi, Shinta Ainni Fathurrahmi telah meraih beberapa gelar selama berkarier sebagai pemain bola voli. Dia memenangi Proleague 2010 dan Proleague 2011. Kesuksesan lainnya adalah meraih penghargaan Pemain Terbaik Pertamimna Proliga 2016.
(akan menjadi)