Jepang, disinfecting2u.com – Menteri Perekonomian Jepang Ryosei Akazawa menekankan bahwa kemungkinan akuisisi asing atas Seven & i, perusahaan induk dari jaringan toko serba ada 7-Eleven, terkait erat dengan masalah keamanan nasional. bahwa masalah ini berkaitan erat dengan keamanan nasional,” kata Akazawa seperti dikutip Reuters, Rabu (1/8/2025).
Pernyataan Akazawa muncul setelah raksasa ritel Kanada Alimentation Couch-Tard, perusahaan induk Circle-K, mengajukan tawaran pengambilalihan senilai $47 miliar (sekitar Rs 762,4 triliun).
Namun, perusahaan Seven&I. Saat ini, keluarga pendiri Seven & i sedang mempertimbangkan untuk menjadikan perusahaan tersebut swasta untuk mencegah upaya pengambilalihan.
Akazawa menegaskan, jaringan distribusi convenience store seperti 7-Eleven mempunyai peran strategis, terutama dalam situasi darurat atau bencana. Gudang-gudang ini dapat digunakan untuk mendistribusikan makanan panas dan kebutuhan pokok kepada masyarakat di daerah yang terkena dampak.
Ia menyatakan keprihatinannya jika toko tersebut dijalankan oleh perusahaan asing dengan fokus pada keuntungan, maka toko tersebut mungkin tidak dapat memberikan dukungan penuh kepada jaringan toko jika terjadi bencana.
“Jika bisnis Seven&I berada di tangan asing dan dijalankan hanya untuk mencari keuntungan, kita harus memikirkan hal lain, seperti apakah kita bisa mendapatkan dukungan penuh ketika komunitas kita yang terkena dampak terkena dampaknya,” jelasnya.
Meski menolak tawaran Couche-Tard, Seven & i sebelumnya sempat menyatakan keterbukaan untuk mempertimbangkan tawaran yang lebih tinggi. Saham Seven&I telah melonjak sejak berita tentang tawaran pengambilalihan muncul, memberikan nilai pasarnya lebih dari $38 miliar, menurut laporan di Financial Times.
Langkah-langkah yang akan diambil oleh keluarga pendiri dan manajemen Seven&i untuk mencegah akuisisi asing menunjukkan bahwa perusahaan tetap menjadi aset strategis yang penting bagi Jepang. (NSP)