disinfecting2u.com – Kebingungan soal uang amal Agus Salim semakin pelik, uang yang rencananya akan disalurkan kepada korban bencana berisiko dibatalkan. Dia menduga ada aspek internal yang mempersulit proses tersebut.
Melalui podcast antara Danny Sumargo, Gerry Julian, dan Prativi Noviyanti, Yayasan dan para donatur sepakat untuk mengarahkan dana sumbangan untuk bantuan bencana.
Donasi yang semula ditujukan untuk biaya pengobatan mata Agus, kini akan disalurkan kepada penerima manfaat lainnya.
Terkait hal tersebut, Danny Sumargo selaku pihak yang terlibat dalam pengumpulan donasi belum lama ini menyaksikan kedatangan NTT ke lokasi bencana.
Alih-alih langsung memberikan uang Rp 1,3 miliar, pria yang akrab disapa Densu itu justru gagal mewujudkan tujuan awalnya.
Mereka menduga ada orang dalam yang memperumit proses sehingga memancing reaksi marah Densu yang ingin mengulur waktu agar uang tersebut segera dibagikan.
“Uangnya nggak peduli kemana. Berikan ke Agus, berikan ke penerima manfaat yang lain, yang penting uangnya segera lunas,” kata Densu, di YouTube Cummicumi.
“Karena aku tidak suka dengan orang yang terus-menerus, kanan dan kiri,” imbuhnya sambil menahan amarah.
Pablo Benoit, pengacara donor, juga mengomentari situasi saat ini.
Ia mengatakan, kedatangan Densu yang segera ke lokasi bencana patut diacungi jempol.
“Densu ingin menyelesaikan kisruh donasinya agar tidak memakan waktu lama. Niatnya mendesak,” kata Pablo.
Lalu soal pihak yang terkesan menghalangi, Pablo meminta untuk tidak memperumit situasi lebih lanjut. “Kalau ada pihak internal yang jelas-jelas setuju dengan podcast tersebut. Pablo Benoit, pengacara donatur Agus Salim.
Lebih lanjut ia meminta pihak-pihak yang berkepentingan untuk menjadikan isu tersebut sebagai batu loncatan untuk mencari ketenaran di media sosial.
“Jangan jadikan donasi ini sebagai alat untuk mengelola viralitas,” tegas Pablo.
Hingga saat ini, status donasi tersebut masih belum jelas. Menurut Agus Salim, jika uang itu dibagikan kepada penerima manfaat lain, maka mereka tidak akan menerimanya.
(tidak pernah)
