Jombang, disinfecting2u.com – Terjatuhnya Mundjidah Wahab-Sumrambah (MuRah) di Pemilihan Bupati (Pilkada) Kabupaten Jombang sangat mengejutkan. Pasalnya, meski punya modal kerja 5 tahun, pasangan MuRah kalah 1:3 dari kelompok H. Warsubi-KH. Salmanuddin Yazid atau Gus Salman (WarSa).
Mukari, akademisi Universitas Darul Ulum (Undar), mengatakan salah satu pemilih beralih ke pendatang baru karena pemilih petahana tidak bisa memenuhi tiga hal yang dicari masyarakat selama ini. Pertama, permasalahan sosial yang dapat diatasi, kedua, kebutuhan yang dapat dipenuhi, dan terakhir, masyarakat mempunyai harapan terhadap masa depan.
“Jika saat ini ketiga elemen kebutuhan masyarakat tersebut tidak bisa dipenuhi maka akan memilih calon lain. Mereka meninggalkan yang sudah ada dan memilih yang baru,” kata Pengajar Fisipoli Undar Jombang, Sabtu (12/07).
Meski demikian, Mukari menambahkan makna Pilkada 2024 tidak berdiri sendiri. Meski begitu, hal ini sangat bergantung pada situasi politik negara tersebut. Yakni semacam perang antara partai penguasa dengan sekte yang mengukuhkan diri sebagai oposisi.
Sementara itu, pakar Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Profesor Wahyudi Winarjo, berpendapat berbeda, ia menyimpulkan kemunculan Warsubi-Salman memang diharapkan banyak masyarakat di Jombang.
Dosen Sosiologi Politik FISIP UMM ini mengatakan, sistem demokrasi Jombang terbukti efektif memberikan ruang bagi masyarakat untuk memberikan pekerjaannya kepada calon yang diinginkannya.
“Status Warsub sebagai kepala desa selama 3 periode yang mampu membangun desanya sedemikian rupa mungkin menjadi salah satu hal yang mendukung keinginan masyarakat untuk memiliki bupati seperti beliau. Seseorang yang peduli terhadap peningkatan perekonomian masyarakat .hingga hal terkecil,” jelasnya.
Ia melanjutkan, ajang ini menjadi salah satu faktor yang membuat Warsa menang telak.
“Masyarakat berharap pengalamannya nanti bisa diterapkan di tingkat kabupaten,” ujarnya.
Ia mengatakan, terlihat beberapa orang juga berjatuhan dari berbagai wilayah Indonesia. Hal ini bisa menjadi pertanda politik bahwa selama penguasa tidak mampu merespon aspirasi dan kebutuhan masyarakat dalam menjalankan pemerintahannya, maka ia akan kesulitan mempertahankan kekuasaannya.
“Ketika orang yang berkuasa tidak mampu atau tidak mau menanggapi kebutuhan rakyat, dia mendapati dirinya diberi wewenang untuk mendelegasikan kekuasaan kepada rakyat, baik yang tersembunyi maupun yang terlihat,” tambahnya.
Prof. Wahyudi menambahkan, bagi banyak warga Jombang, Warsa diyakini mampu memberikan jawaban atas permasalahan yang ada. Masalah muncul ketika penanggung jawab mengendalikan dan tidak dapat diselesaikan dengan baik.
Karena kejadian di atas, lanjutnya, Warsubi-Salman sebagai orang yang diamanahkan masyarakat sebagai Petugas Polsek harus bertekad untuk melaksanakan visi, misi dan program yang telah dimulai.
“Jika WarSa dapat menjalankan misinya dan melaksanakan program sesuai visi dan tujuan yang disampaikan kepada masyarakat Jombang saat kampanye, maka masyarakat akan terus memberikan dukungan penuh. Sebaliknya, jika tidak adil. dalam sistem demokrasi, masyarakat dapat menyalurkan dukungannya kepada sejumlah ‘pihak lain yang yakin mereka dapat menjalankan amanahnya dengan lebih baik,’ tutupnya.
Seperti diketahui, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Jombang telah menutup rapat umum terbuka di Ballroom Hotel Yusro pada Selasa (12.03) malam untuk memperbarui hasil penghitungan suara Pilkada Kabupaten Jombang Tahun 2024.
Hasilnya, tim H Warsubi-KH Salmanuidn Yazid (Warsubi-Gus Salman) atau WarSa menang telak dengan 515.880 suara. Sedangkan Mundjidah Wahab-Sumrambah atau MuRah hanya memperoleh 173.098 suara. Selain itu, terdapat 688.978 suara sah dan 33.063 suara tidak sah. Jumlah DPT (Daftar Pemilih Tetap) Pilkada Jombang sebanyak 1.012.800 orang. Hasil perhitungan dibacakan Ketua KPU Jombang Ahmad Udi Masjkur.
Dua calon (paslon) nomor urut 02 menang di 21 distrik Kabupaten Jombang. Hasil penghitungan tersebut tertuang dalam Surat Keputusan KPU Jombang Tahun 2024 Nomor 1467 tentang Penetapan Hasil Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Jombang Tahun 2024.
Pertemuan terbuka ini berlangsung sangat lama. Dimulai pada Selasa (3/12/2024) pagi dan berakhir pada tengah malam. Ini karena tidak semua angka berfungsi. Secara teknis, setiap PPK (Komisi Pemilihan Umum Daerah) menghitung hasilnya.
Hasil pertama yang dibaca adalah Pilgub Jatim. Setelah itu, hasil Pilbup (pilbup) Jombang 2024 dibacakan.
“Dari 21 daerah pemilihan, ada dua PPK yang harus buka kotak dan menghitung ulang. Yakni PPK Ngoro dan Jombang. Hasilnya, paripurna akhirnya selesai. Mundjidah Wahab-Sumrambah mendapat 173.098 suara. Sedangkan Warsubi-Salman memperoleh 515.880 suara,” kata Udi.
Pemilihan daerah pemilihan Jombang akan digelar pada 27 November 2024. KPU telah memilih dua pasangan calon. Yakni nomor urut 01 Mundjidah Wahab-Sumrambah (MuRah). Pasangan ini diusung PDIP (10 kursi), PPP (4 kursi), Partai Demokrat (6 kursi). Sebanyak 20 kursi pasangan ini juga didukung oleh partai non-parlemen Hanura.
Kemudian calon nomor urut 02 H Warsubi-KH Salmanudin Yazid (WarSa). Pasangan ini mendapat dukungan banyak pihak. Diantaranya Partai Gerindra (8 kursi), PKB (12 kursi), Partai Golkar (5 kursi), PKS (3 kursi) dan Partai Nasdem (2 kursi). Sebanyak 30 tempat.
Sementara itu, partai di luar parlemen, PAN (Partai Amanat Nasional), PSI (Partai Solidaritas Indonesia), dan Partai Gelora memberikan rekomendasi terhadap pasangan tersebut. (roi/ayam)