Pengamat Beri Catatan Refleksi Akhir Tahun 2024 Sektor Maritim, Mulai dari Konflik Laut Natuna Hingga Tanggul Raksasa

Jakarta, disinfecting2u.com – Badan Keselamatan Laut Indonesia (Bakamla) mengejar kapal Penjaga Pantai China 5402 saat berada di Laut Natuna Utara pada 21 Oktober 2024, menjadi kejadian paling terkenal tahun 2024 bagi sektor kelautan Indonesia.

Bahkan, peristiwa peluncuran kapal China yang dilakukan Bakamla RI dinilai mengganggu kegiatan survei dan pengolahan data seismik 3D yang dilakukan PT. Pertamina juga hadir di kancah global.

Pengamat kelautan dari Ikatan Alumni Pusat Strategis Lemhanna (IKAL SC), Marcellus Hakeng Jayawibawa mengatakan, peristiwa ini tidak hanya menunjukkan posisi strategis Indonesia, namun merupakan bukti komitmen negara dalam menjaga tata kelola daerah.

Peristiwa ini menjadi bukti nyata bahwa Indonesia tidak akan mundur dalam menghadapi klaim sepihak yang melanggar hukum internasional. Dalam catatan saya, Laut Natuna Utara memiliki luas 83.000 km2. Keteguhan Indonesia menolak klaim China di Natuna Utara. Lautan menunjukkan pentingnya diplomasi dan kekuatan keamanan maritim kita,” kata Hakeng, Jakarta, Senin (16/12/2024).

Tak hanya itu, Hakeng juga memiliki catatan refleksi tahunan sektor kelautan Tanah Air tahun 2024.

Hakeng juga menyoroti konflik yang sedang berlangsung di Laut Merah dan Teluk Aden dengan kelompok Houthi, yang meningkatkan tekanan pada jalur ekspor. 

Jalur strategis yang merupakan penghubung utama perdagangan global ini menghadapi ancaman besar berupa kenaikan tarif angkutan, penundaan logistik, dan ancaman terhadap pasokan energi.

Perjuangan ini berdampak langsung pada perekonomian dunia, termasuk Indonesia, sebagai negara yang perekonomiannya bergantung pada stabilitas jalur transportasi seperti Selat Malaka, jelasnya.

Di sisi lain, pengelolaan sumber daya air khususnya pasir laut akan menjadi salah satu isu strategis kelautan pada tahun 2024.

Hakeng berpendapat bahwa pasir laut sebaiknya digunakan terutama untuk membangun menara yang melindungi wilayah pesisir dari ancaman banjir akibat perubahan iklim. 

Selain itu, material ini juga menjadi elemen utama dalam pembaharuan lahan untuk mengatasi keterbatasan ruang kota dengan pengelolaan yang cermat.

“Tanpa peraturan yang ketat, pengambilan pasir laut dapat menyebabkan kerusakan lingkungan yang serius, termasuk erosi pantai dan penurunan keanekaragaman hayati laut,” ujarnya.

Selain itu, pola pikir tahun 2024 juga menjadi faktor utama pembangunan tanggul laut besar.

Hakeng menjelaskan, infrastruktur ini dirancang untuk melindungi wilayah pesisir, khususnya di Pulau Jawa, dari risiko banjir akibat naiknya permukaan air laut.

“Dengan 40% lahan subur di Pulau Jawa terancam, pembangunan tanggul laut besar merupakan langkah strategis yang harus segera dilakukan untuk menjamin pertanian dan permukiman di kawasan tersebut,” ujarnya.

Sektor keamanan transportasi juga menjadi tema populer lainnya pada tahun 2024. 

Beberapa kejadian kapal karam yang melibatkan jembatan seperti Baltimore, Guangzhou dan Kalimantan Timur menunjukkan perlunya peningkatan regulasi dan pemantauan navigasi.

“Kejadian ini menjadi pengingat bahwa keselamatan maritim adalah tanggung jawab bersama antara pemerintah, operator maritim, dan komunitas internasional,” ujarnya.

Hakeng menjelaskan pentingnya kebijakan kelautan koalisi hingga tahun 2025.

Kebijakan ini harus mencakup penguatan kapasitas keamanan maritim, pengelolaan sumber daya berkelanjutan, dan kerja sama internasional yang lebih erat.

“Indonesia mempunyai tanggung jawab yang besar sebagai negara terbesar di dunia. Strategi yang terintegrasi akan memastikan bahwa lautan kita tidak hanya menjadi sumber ekonomi, tetapi juga merupakan simbol pemerintahan dan harapan nasional,” tegasnya. (mentah)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top