disinfecting2u.com – Ulama asal Surakarta, Habib Úrcéal Alaydrus, menjelaskan aturan berwudhu sebelum shalat tanpa mengenakan pakaian sebelum memulai shalat, kata Habib Úrcéal Alaydrus, menjadi bagian penting dalam diskusi. mengenai keabsahan permohonan.
Pembahasan tentang aturan wudhu tanpa busana di kamar mandi hingga salat diawali dengan pertanyaan dari Novel Kumpulan Alaydrus karya Habib dalam pembelajaran.
Sebagai seorang pendakwah kondang, Habib Novel Alaydrus kerap melihat dan memahami kasus orang-orang yang membersihkan badannya dan langsung mengambil air wudhu di kamar mandi tanpa menggunakan pakaian.
“Orang yang berwudhu dalam keadaan telanjang atau tidak bertelanjang kaki, niscaya dia ada di kamar mandi. Dia tidak sempat berpakaian lalu berwudhu. Apakah wudhunya sah atau tidak?” pengumuman di channel YouTube Novel Muhammad Alaydrus, Minggu (29/12/2024).
Dalam Islam, Wudhu merupakan bagian sah dari syarah shalat.
Wudhu adalah salah satu bentuk ibadah yang harus dilakukan umat Islam untuk membersihkan diri dari aliran sesat dan pemborosan.
Jamaah yang berwudhu biasanya memakai air. Kegiatan tayamum bisa menggunakan debu, pasir dan lain sebagainya.
Surat Al Maidah ayat 6 menunjukkan sebagai dalil Al-Qur’an mengenai anjuran wudhu, Allah SWT berfirman:
Atau jika Allah mencintai Allah jika ia mencintai Allah يْيْنى وَانْ كُنْتُمْ مَّرضٰى وَوْ عَلـى سَفَرْ اٌََد دُوْا مَاءُ dan Mei Tuhan memberkati Anda
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu berdiri shalat, basuhlah mukamu dan kedua tanganmu sampai ke siku, dan urapilah kepalamu dan (basuhlah) kakimu sampai ke mata kaki. Jika kamu dalam keadaan junub, ambillah wudhu, dan dalam perjalanan, pulang dari toilet, atau jika menyentuh seorang wanita, namun tidak mendapat air, bertayammam dengan debu yang baik (suci) Supaya kamu bersyukur (QS. Al Maidah, 5:6).
Dalam hadits riwayat Imam Muslim yang juga menegaskan bahwa wudhu merupakan syarat sah shalat, Nabi SAW bersabda:
لَا يَقْبَلُ اللَّهُ صَلَةً بِغَيْرِ طَهُورٍ
Artinya: “Allah tidak menerima shalat tanpa bersuci.” (AD.Muslim)
Namun Wudhu juga memiliki syarat sah yang harus dipenuhi oleh umat Islam, antara lain harus beragama Islam, cukup umur, sadar, minum air bersih, dan menutup aurat.
Ada juga kegiatan tayammam saat berwudhu tanpa memerlukan air, bisa menggunakan debu, pasir dan lain sebagainya.
Ada gambaran tentang standar agung wudhu sempurna yang akan membantu menghapus berbagai dosa masa lalu dalam sebuah Hadits sejarah Rasulullah (SAW):
“Dia bukanlah seorang hamba yang berwudhu dengan sempurna, tetapi Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang lalu dan yang akan datang.” (HR.Al Bazzar)
Pembahasan menarik Habib Riwaya Alaydrus tentang tata cara dan tata cara atau syaratnya adalah kelengkapan wudhu.
Lalu bagaimana cara berwudhu tanpa menggunakan pakaian? Novel Habib Alaydrus berkaitan dengan penjelasan hukum dari para sejarawan dan ulama besar.
Menurutnya, tidak ada satupun ulama besar dan perawi hadis yang menjelaskan tentang aturan berwudhu dalam keadaan telanjang atau telanjang setelah mandi di kamar mandi.
“Tentunya tidak ada berwudhu tanpa pakaian yang layak,” jelasnya.
Di sisi lain, khatib keturunan Nabi Muhammad ini menegaskan Wudhu tetap sah, asalkan tidak menyentuh larangan dalam ajaran Islam.
“Kecuali buang angin. Kalau telanjang tidak membatalkan wudhu,” jelasnya.
“Tidak ada yang namanya syarat sahnya memakai wudhu,” lanjutnya.
Dalam ajaran Islam disebutkan bahwa hal-hal yang merugikan, seperti berkembang biak atau buang angin, menyebabkan batalnya wudhu.
Sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu menjelaskan bahwa Wudhu batal karena bergosip, Nabi SAW bersabda:
لاَ تُقْبَلُ صَلَةُ مَنْ أَحْدَثَ حَتَّى يَتَوَضَ» ّأَ. قَالَ رَجُلٌ مِنْ حَضْرَمَوْتَ dan الَ فُسَاءٌ أَوْ ضُرَاطٌ
Artinya: “Tidak akan diterima pengangkatan anak dari seorang penipu sampai dia berwudhu.” Lalu seorang laki-laki dari Hadramaut bertanya, ‘Apa maksud hadis itu wahai Abu Hurah?’ Abu Hurairah menjawab: “Dia termasuk di antara mereka yang berteriak pelan atau menangis dengan keras.” (HR.Bukhari)
Ketua Majelis Ilmu dan Dzikir Ar-Raudhoh Surakarta menjelaskan, permasalahan yang sering terjadi dan menyebabkan wudhu batal mendengkur.
Ia memahami bahwa buang angin atau kentut juga sangat baik untuk kesehatan. Namun, ada hal penting yang harus diperhatikan saat berwudhu.
Lalu, novel Habib Alaydrus menyinggung mengapa masih banyak orang yang telanjang saat berwudhu. Meski tidak ada yang menunjukkan keabsahan hukumnya.
“Emang kaget kita mau menghadap Allah, ini ibadah paling utama menghadap Allah dengan bersuci. Nah, kalau bersuci dengan telanjang, bagaimana bisa menghadapinya?”
Ia meyakini, terekspos atau diekspos juga merupakan aspek terpenting dalam menjaga kesopanan.
“Baiklah, paling tidak kita ambil handuk, lalu tutupi yang paling penting. Tutupi dengan handuk, lalu berwudhu,” ujarnya.
Artinya, meskipun wudhu sah, namun tidak sopan, ujarnya.
(kebahagiaan)