Meski Bicaranya Kasar saat Ceramah, Ternyata Gus Miftah Mampu Memikat Ratusan Orang Untuk Melakukan Hal Ini: Islam-nya Dia…

disinfecting2u.com – Jejak digital Gus Miftach menarik perhatian setelah viral di media sosial.

Setelah sebelumnya menuai kontroversi di Magalang karena menghina penjual es teh bernama Sunhaji, kini pidato Gus Miftah tentang kesuksesannya kembali melibatkan ratusan orang yang masuk Islam.

Hikmah tersebut menjadi viral setelah dibagikan oleh akun TikTok @/bocil_reserse48.

Dalam video tersebut, Gus Miftach menjawab pertanyaan mengapa seorang siswa SMA sering menggunakan bahasa kasar dalam perkuliahannya.

 

Saat ditanya salah satu mahasiswa yang bertanya, “Nah, Gus Miftah itu kiah, kok prinsip Gus Miftah masih bisa ngomong keras-keras?”

“Masalahnya saya berhadapan dengan orang seperti bapak-bapak,” kata Gus Miftah kepada tim disinfecting2u.com, Jumat (13/12/2024).

“Saya akan mengatakan ini,” lanjutnya, “dan kebiasaan buruk saya ini bertujuan untuk mendekatkan saya dengan teman-teman saya yang terpinggirkan.”

Sebab, menurutnya, kegagalan Dawa seringkali bersumber dari kesenjangan antara Kia dan komunitasnya.

Gus Miftach menjelaskan, “Salah satu kelemahan dakwah terkadang adalah adanya jarak antara gereja dan masyarakat.”

Selain bercerita tentang gaya mengajarnya, Gus Miftach mengungkap pengalamannya memimpin ratusan orang menuju perpindahan agama.

Menurutnya, cara berdakwahnya yang menghibur dan mudah didekati menjadi kunci menyentuh hati banyak orang.

“Sampai saat ini, ratusan orang sudah saya masuk Islam,” ujarnya yakin. Ratusan orang menerima Islam melalui saya.

Tak hanya itu, Gus Miftah juga menyebut dirinya ikut membantu masuk Islamnya beberapa warga asing asal Perancis, Jerman, dan Belanda.

Ia mengatakan, sebagian besar dari mereka bahkan belum mengenal Islam sebelumnya.

Namun ajaran Islam yang disampaikannya dinilai tentang kebahagiaan dan kehidupan menjadi alasan utama mereka memilih masuk agama tersebut.

“Saya biasanya bertanya kepada mereka: ‘Apakah kamu tahu Islam atau tidak?’ saya bertanya. “Tidak,” kata Gus Miftah (jawab mereka), “seperti orang Prancis, Jerman, Belanda.”

Tak disangka, orang-orang tersebut menjawab bahwa alasan ketertarikan mereka masuk Islam adalah karena ajaran yang disampaikan Gus Miftah menarik, mengharukan dan sangat relevan dengan kehidupan mereka.

“Jika Anda tidak tahu Islam, mengapa Anda ingin menjadi seorang Muslim? (Jika Anda tidak tahu Islam, mengapa Anda ingin menjadi seorang Muslim?) Apa jawaban mereka?” Karena Islammu akan menikmati dan bahagia. Karena keislaman Gus itu “menyenangkan, nikmat, relevan dan nikmat”.

“Jadi mereka masuk Islam tanpa bertanya kepada saya,” tutupnya.

Pernyataan tersebut pun menimbulkan reaksi beragam dari rekan-rekannya. Ada yang mengapresiasi gaya dakwahnya yang unik, ada pula yang mengkritik gaya bahasanya yang masih dianggap kasar.

Terlepas dari opini masyarakat, Gus Miftah tetap menjadi sosok kontroversial yang membawa warna tersendiri dalam dunia dakwah di Indonesia. (asli)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top