LEMBARAN NEWS Rajin Ibadah tapi Mengalami Kesulitan untuk Khusyuk saat Shalat, Apakah Sah Ibadahnya? Tegas Buya Yahya Hukumnya dalam Islam Tetap…

Jakarta, disinfecting2u.com– Buya Yahya menegaskan betapa seriusnya seseorang yang menunaikan salat sehari-hari. Hal ini tidak menutup kemungkinan seseorang akan mengalami kesulitan sehingga lebih memilih mengerem atau memejamkan mata.

Karena dalam praktiknya, terkadang ketika seseorang diam, muncul gangguan berupa pikiran lain. Situasi ini sering terjadi saat shalat. 

Parahnya lagi, terkadang kita lupa jumlah rakaat shalat. Hal ini dapat terjadi karena efek (yang parah) dari ketidakfokusan.

 

Dokter. Tangkapan layar YouTube/Buya Yahya 

 

Oleh karena itu, sangat sulit mencapai rasa kesungguhan dalam berdoa. Hal ini dijelaskan dalam ceramah Buya Yahya.

Menurut Buya Yahya, fokus atau serius saat berdoa berarti hanya memikirkan Tuhan dan tidak memikirkan urusan duniawi. 

Lalu apakah shalatnya masih sah? Ketika seseorang kesulitan berdoa atau tidak bisa khusyuk. 

Pertanyaan tersebut pun dijawab Buya Yahya, dikutip di YouTube Al-Bahjah Tv pada Rabu (16/10/2024). Menurut Buya, meski ibadah seseorang sulit, doanya tetap sah. Buya Yahya mengatakan, hal itu bukan menjadi alasan Setse meninggalkan salat wajib. Karena alasan seperti tidak bisa berkonsentrasi atau kesulitan fokus atau berkonsentrasi. 

Buya Yahya berkata, “Jangan berhenti berdoa karena tidak bisa bersungguh-sungguh. Bersungguh-sungguh itu pahala yang baik, karena jika kita berusaha bersungguh-sungguh, Allah SWT yang akan menilainya.”

“Tidak ada doa, tidak ada yang berdoa, sepertinya anak-anak ingat, suami ingat istrinya. Lalu kalau kita coba, Tuhan akan memberi kita kekuatan, kalau tidak ada doa, kita tidak bisa langsung tenang. khusyuk, shalatnya tetap sah,” jelasnya.

Lebih lanjut, Buya mengatakan kesungguhan dalam shalat juga merupakan anugerah dari Allah SWT. Oleh karena itu, dianjurkan untuk berdoa memohon ketenangan saat beribadah. 

Menurutnya, dia tidak serius saat melaksanakan salat pada sesi tersebut. Yang penting hanyalah derajat keagungannya, namun shalatnya tetap sah.

Buya Yahya berpesan, “Hanya yang kurang bermartabat saja yang dinilai. Berkat keseriusanmu, maka pangkatmu akan naik. Maka janganlah beragama dan janganlah berdoa.”

Karena banyak faktor yang mempengaruhi ketaatan seseorang terhadap ibadah dan kata Buya. 

Mulai dari lingkungan sekitar hingga kemampuan pribadi. Hal ini dapat membantu seseorang belajar untuk fokus atau serius ketika berdoa. 

Misalnya, “Ada banyak hal yang mempengaruhi kurangnya ketaqwaan; ini adalah waktu yang tepat untuk berdoa.”

“Iya, maka kita jauhi penyebab-penyebab ketidakpuasan seperti telepon seluler dan televisi, di lingkungan yang tidak nyaman. Jadi ada beberapa hal yang kita coba lakukan, tapi walaupun kita belum beragama dan belum belajar, kita masih berdoa.” kata Buya lagi.

Terkait shalat, Imam Ghazali juga menjelaskan keutamaan shalat dengan mengutip ayat-ayat Al-Qur’an, hadis para nabi, sahabat para hamba dan pengalaman para ulama.

Imam Ghazali pertama kali mengutip surah Taha ayat ke-14:

قال الله تعالى dan أقم الصلاة لذكري 

 

Artinya “Lakukanlah shalat untuk mengingat Aku” (Surat Teha, ayat 14).

Waallahualam 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top