Suka Sendirian di Belakang Shaf Shalat Berjamaah Memangnya Boleh? Justru Buya Yahya Bilang kalau Jadi Makmum…

disinfecting2u.com – Pendakwah kharismatik ternama Indonesia, K. H. Yahya Zainul Ma’arif alias Buya Yahya menonjolkan shaf dalam salat berjamaah. Dalam ceramahnya, Buya Yahya menjelaskan, masih banyak umat yang ikut salat berjamaah namun melakukannya sendiri.

Buya Yahya memahami, salat berjamaah di belakang jamaah biasanya dilakukan sendirian karena keterlambatan mengikuti ibadah sejak awal.

Meski demikian, Buya Yahya mengingatkan konsekuensi bagi mereka yang dengan sengaja bertindak sebagai satu komunitas di balik shaf atau shaf dalam salat berjamaah.

“Kalau makmum nanti jangan dibiarkan sendirian bersama setan, tapi majulah, atau kalau tidak ada (ruang), tariklah orang ke depan,” kata Buya Yahya yang disadur Al-Bahja TV. Saluran YouTube, Sabtu (23/11/2024).

 

Sholat berjamaah merupakan anjuran penting bagi umat beriman dalam menunaikan kewajiban umat agama Islam.

Sholat berjamaah mempunyai perbedaan berkaitan dengan manfaat yang diperoleh dari salat berjamaah.

Sesungguhnya aliran sesat ini mempunyai hukum sunah mu’aqad. Namun menurut Ibnu Khuzayma dan Ibnu Mundir, hukum shalat berjamaah adalah fardu’ain. Oleh karena itu, Imam Nawawi menyebutnya fardhu kifaya.

Surat An Nisa Ayat 102 merupakan dalil Al-Qur’an tentang anjuran shalat berjamaah, Allah SWT berfirman:

DAN سَجَدُوْا فَلْيَكُوْنُوْا مِنْ وَّرَاۤىِٕكُمْْ وَلْتَأْتِ طَاۤىِٕفَةٌ اُخْرٰى لَمْ يُصَلُّوْا فَلْيُصَلُّوْا مَعَكَ وَلْيَأْخُذُوا حِذْرَهُمْ Tuhan mengabulkan فَيَمِيْلُوْنَ عَلَيْكُمْ مَّيْلَةً وَّاحِدَةً ۗوَلَا جُنَاح َ Tuhan mengabulkan, Tuhan memberkati Anda ۗ

Artinya: “Jika kamu (Nabi Muhammad) termasuk di antara mereka (para sahabatmu dan kamu takut diserang) dan kamu ingin salat bersama mereka, hendaklah sekelompok dari mereka berdiri (sholat) bersamamu dengan senjata di tangan mereka. Ketika mereka (yang salat) bersamamu) sudah sujud (menyelesaikan rakaatnya), biarkan mereka bergerak di belakangmu (melawan musuh), lalu biarkan kelompok lain yang tidak salat maju ke depan, agar mereka bisa salat bersamamu. Hendaknya mereka mempersiapkan diri dengan membawa senjatanya, sehingga kamu lengah terhadap senjata dan harta bendamu, sehingga tidak ada dosa bagimu untuk meletakkan senjatamu, baik itu hujan maupun sakit, dan bersiaplah, Allah telah menyiapkan azab yang hina bagi mereka. orang-orang kafir.’ (QS. An-Nisa, 4:102)

Dalam sebuah hadits yang menjelaskan kehebatan shalat berjamaah yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar, Rasulullah SAW bersabda:

Tuhan memberkati, memberi, memberi, memberi, memberi, memberi, memberi

Artinya: Dari hadis Abdullah bin Umar (meriwayatkan) bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Sholat berjamaah lebih utama dari pada sholat sendirian dua puluh tujuh derajat.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Sedangkan untuk salat berjamaah tidak ada batasan tempat penyelenggaraannya. Anda bisa melakukannya di rumah, di musala, masjid, atau bahkan di tempat-tempat yang sulit dijangkau yang bisa dijadikan tempat ibadah.

Namun, masyarakat juga disebut-sebut melewatkan beberapa rakaat salat berjamaah. Yang satu ini berpotensi keluar jalur dan beribadah sendirian.

Khatib karismatik kelahiran Blitar ini menjelaskan, barisan depan bisa mendapatkan keistimewaan khusus dari Allah SWT.

Anjuran menunaikan shalat berjamaah pada ayat pertama dijelaskan dalam salah satu hadits sejarah, Rasulullah SAW bersabda:

Insya Allah, Insya Allah, Insya Allah, Insya Allah. اْلأُوَلِ

Artinya: “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya mendoakan orang-orang yang salat di shaf pertama.” (HR.Abu Dawud)

Anjuran ayat pertama ini juga terdapat penjelasannya pada hadis lain, Rasulullah SAW bersabda:

لَوْ يَعْلَمُ النَّاسُ مَا فِي النِّدَاءِ وَالصَّفِّ Ridho Allah عَلَيْهِ لَاسْتَهَم itu

Artinya: “Seandainya manusia mengetahui keutamaan-keutamaan yang terkandung dalam azan dan ayat pertama, niscaya mereka tidak akan menerimanya kecuali dengan membuang undi, niscaya mereka akan membuang undi.” (HR.Muslim)

Kembali ke persoalan hukum, Buya Yahya menegaskan salat berjamaahnya akan makruh. Imbalannya juga tidak sempurna atau tidak didahulukan dari tugasnya.

Dengan demikian, hadits sejarah yang menjelaskan mengapa imam salat berjamaah memerintahkan jamaahnya untuk menyusun kembali barisannya dijelaskan oleh Imam Anas bin Malik, Rasulullah SAW bersabda:

Semoga Tuhan memberkatimu

Artinya: “Sejajarkan salat kalian, karena salat yang lurus adalah kesempurnaan shalat.” (HR. Bukhari dan Muslim)

“Sebaiknya yang diseret langsung ditolong dari belakang. Soalnya mereka yang terseret tidak pernah membaca Al-Quran, sehingga akhirnya terseret,” tutupnya.

(Ah)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top