disinfecting2u.com – Nama Agus Bantang menjadi sorotan usai ditetapkan sebagai terdakwa kasus pelecehan seksual.
Sebagai penyandang disabilitas yang tidak memiliki tangan, ia mengaku hal tersebut mustahil dilakukan.
Dalam wawancaranya dengan TVOneNews, Agus Buntong membantah seluruh tudingan tersebut dan menjelaskan waktu kejadian yang menjeratnya.
Berdasarkan informasi, Agus diduga melakukan penganiayaan terhadap 15 korban, termasuk tiga anak di bawah umur.
Polisi mengungkapkan, Agus menggunakan ancaman untuk mempermalukan korban agar mengungkapnya agar tidak melawan. Namun Agus menegaskan dirinya tidak bersalah. “Saya baru tahu hari itu. Bagaimana caranya,” tegas Agus Buntang saat diwawancara.
Dalam wawancara eksklusif, Agus menjelaskan pertemuannya dengan jurnalis tersebut terjadi secara kebetulan.
Saat itu, Agus sedang mencari makan di sekitar kampus dan meminta seorang wanita untuk membawanya kembali.
Namun, menurut Agus, wanita tersebut justru membawanya ke suatu tempat yang tidak diketahuinya.
“Dialah yang membayar, dialah yang membukakan pintu, dialah yang mengatur semuanya,” kata Agus.
Ia pun mengaku dijebak oleh reporter di hadapan dua pria lainnya.
Salah satunya memeluk pelapor dan satu lagi memotret Agus.
Lebih lanjut dia mengatakan, setelah itu foto saya tersebar di media dan saya dilaporkan melakukan pelecehan.
Polda NTB menetapkan Agus sebagai tahanan rumah karena terbatasnya fasilitas rutan yang layak bagi penyandang disabilitas.
Namun, proses hukum terhadapnya masih berjalan. Agus bingung karena alat bukti yang digunakan untuk menetapkan dirinya sebagai tersangka tidak jelas.
“Saya masih belum tahu dokumen apa yang digunakan untuk menangkap saya,” kata Agus.
Ia juga mengungkapkan, laporannya soal pencemaran nama baik terhadap jurnalis tersebut tidak ditindaklanjuti oleh pihak berwajib.
Meski Agus menegaskan dirinya tidak bersalah, namun bantuan hukum terhadap korban terus dilakukan.
Polisi mengumumkan bahwa mereka memiliki cukup bukti untuk mengidentifikasi dia sebagai tersangka.
Ada reaksi berbeda di jejaring sosial dan pengguna internet menimbulkan banyak pertanyaan tentang bagaimana penyandang disabilitas bisa melakukan tindakan seperti itu.
(informasi)