Jakarta, disinfecting2u.com – Entah apa yang dipikirkan Luis Milla, mantan pelatih kepala Persib Bandung dan mantan pelatih timnas Indonesia saat memberi nama anaknya.
Luis Milla memberikan nama yang sama kepada putranya Luis Milla Manzarrans, yang juga memiliki nama keluarga Luis Milla.
Nama keluarga mereka hanya sedikit berbeda.
Namun ayahnya memiliki karir yang cemerlang karena jalannya lurus tanpa hambatan.
Luis Milla, kini berusia 58 tahun, bekerja di Barcelona sejak masa mudanya sebelum akhirnya bergabung dengan Real Madrid pada tahun 1990.
Luiz Milla kini dikenal sebagai legenda Real Madrid dibandingkan Barcelona yang melepasnya selama tujuh tahun di Real Madrid.
Hampir tiga dekade setelah kepindahannya ke Real Madrid, sang putra kini harus didorong bukan oleh tim tetapi oleh bayang-bayang ayahnya.
Karier pemain Getafe ini tak sesukses sang ayah.
Namun dia mengakui keluarganya rendah hati.
“Saya kira tidak, karena orang tua saya selalu mengajari saya kerendahan hati dan kerja keras,” kata Luis Milla seperti dikutip El Mundo, Minggu (12/08/2024).
Luis Milla tahu bahwa kariernya di La Liga jauh lebih lambat dibandingkan ayahnya.
Alih-alih malu, Luis Milla malah bangga tak perlu menyebut nama ayahnya karena sebenarnya ia memulai kariernya dari nol.
“Saya melalui segalanya, saya bermain di posisi kedua dan ketiga, ada saat-saat saya terjebak di lumpur, tapi saya bangga akan hal itu karena itu adalah cara saya untuk tumbuh dewasa,” kata Luis Milla.
Luis Milla bahkan melakukan debut profesionalnya bersama Atlético Madrid C sebelum bergabung dengan Rayo B.
Bahkan butuh waktu beberapa tahun baginya untuk bisa menembus tim La Liga sebelum akhirnya membela Getafe mulai tahun 2022.
Untungnya, ayahnya tidak pernah memaksanya untuk menjadikan putranya melampaui karier ayahnya.
Luis Milla berkata: “Dia selalu ingin saya menyukainya, dia tidak pernah menekan saya atau mengoreksi penampilan saya dengan buruk.”
Namun hal tersebut bukannya tanpa tantangan, karena si kecil Luis Milla harus merasakan tekanan menjadi anak Luis Milla meski memiliki nama yang sama.
Dia mengatakan: “Ketika saya masih kecil, saya mendengar banyak komentar tanpa sadar, tapi saya tidak merasa sedih karena saya menikmati permainan saya.
Luis Milla beruntung karena masa mudanya dipenuhi sosok ayah yang menafkahi anak-anaknya.
Ia mengaku kesal karena saat ini ia melihat semakin banyak orang tua yang meminta anaknya bermain sepak bola sebagai pelatih.
“Sekarang saya sering melihat anak-anak bermain, saya merasa sedih karena mereka berbicara seolah-olah ada pelatih, anak-anak harusnya bermain, belajar dan mendengarkan pelatih. (hfp)