Jakarta, tvOnews.com – Nilai tukar rupiah menguat tipis terhadap dolar AS pada penutupan perdagangan Senin (16/12/2024).
Rupiah hanya menguat 0,04 persen dari hari sebelumnya menjadi Rp16.002.
Menurut analis, kenaikan nilai tersebut menjelang pertemuan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed pada 17-18 Desember 2024.
Bank sentral diperkirakan akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada akhir pertemuan Rabu, sehingga suku bunga akan turun menjadi total 100 pada tahun 2024, kata Ibrahim Assuaibi, pengawas pasar saham. seperti dilansir oleh. Mulai Senin (16/12/2024).
Ibrahim mengatakan prospek bank sentral AS akan diawasi dengan ketat, terutama mengingat data terbaru yang menunjukkan inflasi diperkirakan meningkat pada November 2024, sementara pasar tenaga kerja tetap kuat.
The Fed diperkirakan akan memberikan sinyal lebih hati-hati dalam melakukan pelonggaran di masa depan, yang dapat mempertahankan suku bunga tetap tinggi dalam jangka panjang.
Di Asia, Bank of Japan diperkirakan akan mempertahankan suku bunga pada minggu ini, karena para pejabat memerlukan lebih banyak waktu untuk menilai risiko global dan prospek pertumbuhan upah pada tahun 2024.
Hal ini bertolak belakang dengan ekspektasi sebelumnya mengenai kenaikan suku bunga.
Menteri Keuangan Korea Selatan berjanji pada hari Minggu untuk terus menerapkan langkah-langkah stabilisasi pasar sesegera mungkin untuk mendukung perekonomian setelah pemakzulan.
Output industri Tiongkok naik seperti yang diharapkan pada bulan November karena langkah-langkah stimulus baru dari Beijing mendorong aktivitas bisnis, data menunjukkan pada hari Senin.
Namun, penjualan ritel tidak mencapai perkiraan, mencerminkan lemahnya belanja konsumen meskipun ada dukungan kebijakan.
Dari dalam negeri, surplus perdagangan Indonesia masih berlanjut pada November 2024.
Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan surplus perdagangan mencapai $4,42 miliar pada November lalu. Ini merupakan surplus selama 55 bulan berturut-turut.
Namun surplus pada bulan November lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya sebesar US$2,48 miliar. Surplus ini disebabkan nilai ekspor lebih tinggi dibandingkan impor.
Ekspor RI November 2024 mencapai 24,01 miliar dolar, sedangkan impor 19,59 miliar dolar. Sementara impor Indonesia mengalami penurunan sebesar 10,71 persen year-on-month (mtm) pada November 2024. (ant/vsf)