disinfecting2u.com – Melihat kesuksesan dunia pertambangan di Indonesia, khususnya pada masa transisi pemerintahan dari Jokowi Widodo/Ma’ruf Amin hingga Prabowo Subianto/Gibran Rakabuming Raka, Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Indonesia. (ATBI) – Wisnu Salman merasa optimistis masa depan dunia tambang bawah tanah masih cerah.
Menurut Wisnu yang juga menjabat Direktur Utama PT Geo Mining Berkah (GMB), Indonesia yang memiliki cadangan mineral besar kini sudah siap melakukan pengolahan produk akhir atau end-to-end product management.
“Untuk menjadi negara maju, sudah saatnya meninggalkan industri pertambangan. Indonesia tidak boleh mengekspor produk mineral mentah seperti bijih, nikel, dan tembaga, tapi mengolahnya menjadi produk jadi,” ujarnya. Visnu Minggu (12/10).
Ini adalah saat yang tepat agar produk jadi seperti baterai yang membutuhkan kandungan nikel tinggi dapat dikelola dengan baik oleh pemerintah Indonesia. Wisnu yakin dengan mereduksinya menjadi produk akhir, Indonesia akan menjadi negara yang lebih maju.
“Indonesia merupakan produsen nikel terbesar di dunia dan negara-negara lain juga sudah memperhatikannya. Jika Indonesia bisa menghasilkan banyak produk akhir, maka Indonesia akan mampu menentukan harga nikel di pasar global,” jelas Wisnu Lagi.
Saat ini mineral dan batu bara (minerba) baru mencapai 30% produk olahannya, dan produk akhirnya berada di negara investor. Wisnu melanjutkan, Tiongkok saat ini merupakan eksportir bahan mentah terbesar dan investor terbesar.
Wisnu berharap, Prabowo/Gibran mampu meningkatkan nilai tambah produk mentah hasil tambang, sehingga semakin bernilai jika bisa diolah menjadi produk siap pakai.
Menyatakan masih banyaknya penambangan liar yang terjadi, Wisnu mengatakan perlu komitmen kuat dari pemerintah. Ada kebutuhan untuk mengurangi proses perizinan yang panjang saat ini agar biaya menjadi lebih cepat dan efisien.
“Pengurusan izin pertambangannya panjang dan berbelit-belit sehingga biaya izinnya mahal. Ke depan, kami berharap perizinan online diutamakan agar perizinan lebih mudah dan cepat,” lanjut Wisnu Salman.
Dalam catatan Wisnu, ia berharap Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR) akan terus bertambah jika Prabowo/Gibran berkuasa. Jika ada beberapa WPR. Masyarakat secara otomatis akan mengajukan tambahan Hak Pertambangan Sendiri (IPR) untuk meningkatkan potensi kegiatan perekonomian.
Untuk HKI perorangan; Mereka bisa mendapatkan izin usaha pertambangan seluas 5 hektare dan izin pertambangan koperasi maksimal 10 hektare, tambah Wisnu. memberantas penambangan liar; Wisnu menegaskan, sebaiknya pemerintah menambah jumlah WPR dengan mengikutsertakan DPRD Kabupaten. Wisnu optimis permasalahan penambangan liar akan selesai jika pemerintahan Prabowo/Gibran serius memberantas penambangan liar.
Hal itu diungkapkan Wisnu pada konferensi nasional yang digelar di Universitas Syah Kuala, Banda Aceh (chm).