Boyolali, disinfecting2u.com – Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Ikatan Dokter Wanita Indonesia (IIDI) Boyolali, Jawa Tengah, merayakan gerakan pembelian susu Boyolali pada Selasa pagi (11/12/2024). Para dokter membeli susu dari para peternak, kemudian membagikannya kepada keluarga dan tetangga mereka dan disumbangkan ke Pondok Pesantren Dawar Boyoli.
Ketua IDI Boyolali Didik Suprapto mengatakan, gerakan tersebut terinspirasi dari para pengumpul susu dan produsen susu asal Boyolali yang pada Sabtu (11/9/2024) melakukan aksi menuangkan susu di Peringatan Susu Tumpah di Boyolali, Jawa Tengah.
Aksi mandi susu tersebut merupakan bentuk protes terhadap pembatasan kuota di industri pengolahan susu (IPS). Para peternak frustrasi dengan kebijakan pengurangan penyerapan susu dari sapi lokal.
Dikatakannya, “Aksi peringatan susu ini menimbulkan kekhawatiran kami sehingga kami melakukan gerakan membeli susu rebus dari peternak yang bertepatan dengan Hari Kesehatan Nasional.”
Dia berkata: “Kami meminta dokter kami untuk membeli lima liter susu sapi dari para peternak, tapi alhamdulillah mereka membeli lebih banyak. Selain bakti sosial di pesantren, itu untuk konsumsi mereka sendiri. Itu juga.”
Ia menambahkan: “Pada dasarnya, kami mengambil langkah ini untuk membantu para peternak. Meski ini bukan solusi yang menyeluruh, setidaknya bisa memberikan keringanan.”
Dokter yang tergabung dalam IDI Boioli berjumlah 135 orang. Mereka membagikan susu kepada para siswa agar mereka sehat dan kuat.
Di saat yang sama, Presiden III Bioli Surni Newsela juga turut prihatin dengan praktik mandi susu di Milk Bath Memorial. Mengingat masih banyak anak yang mengalami gizi buruk.
Dikatakannya: “Susu Boyoli sudah menjadi simbol dan aset di Biyoli. Kalau disia-siakan, rasanya tidak enak. Meski masih banyak anak yang menderita gizi buruk, namun tingkat kelaparan di Biyoli masih tinggi. “
Dengan adanya kegiatan ini, Surni Newzilla berharap dapat membangkitkan semangat dan membantu menguatkan semangat membeli susu rebus agar tidak mubazir.
Selain itu juga dapat mendorong para pengumpul susu dan produsen susu untuk menjual susu sapi tidak hanya kepada industri pengolahan susu saja, namun juga langsung kepada masyarakat umum.
Oleh karena itu, para peternak tidak perlu panik jika ada pembatasan kuota dan kebijakan impor pemerintah (ags/buz).