JAKARTA, disinfecting2u.com – Rupiah melemah 36 poin atau 0,23% menjadi US$15.546 dari US$15.510 pada perdagangan Kamis (17/10/2024) karena membuka prospek penurunan suku bunga yang bearish. Kebijakan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve, Federal Reserve Funds Rate (FFR).
“Rupiah diperkirakan melemah terhadap dolar AS sehingga terus memperkuat ekspektasi Federal Reserve untuk memangkas suku bunganya,” kata analis keuangan Lokman Leong, Kamis (17/10/2024).
Luckmann mengatakan saat ini peluang pemangkasan hanya ada 2 kali, yakni pada November dan Desember dengan masing-masing pemangkasan sebesar 25 basis poin (bps). Jadi total 100 bps pada tahun ini menjadi 120-125 bps dibandingkan sebelumnya.
Penguatan dolar AS terus didukung oleh data ekonomi AS yang kuat belakangan ini dan situasi politik yang memanas di Timur Tengah.
Data perekonomian AS antara lain mencakup inflasi Indeks Harga Konsumen (CPI) dan Indeks Harga Produsen (PPI) serta data ketenagakerjaan sebelumnya untuk nonfarm payrolls (NFP).
Menguatnya peluang Donald Trump di pemilu presiden AS juga menopang dolar AS karena kebijakan Trump yang ketat dan dinilai mampu menstimulasi inflasi.
Lukeman memperkirakan nilai tukar rupiah bisa berkisar antara Rp15.500 per dolar AS hingga Rp15.600 per dolar AS (ant/nba).