Dahulukan Mana Shalat Maghrib atau Isya Usai Ketiduran di Sore Hari sampai Jam 8 Malam? Solusinya Kata Ustaz Adi Hidayat…

disinfecting2u.com – Guru Adi Hidayat menjelaskan waktu salat Syam dan Kuftan jika lelah sepulang kerja. melewatkan salat magrib.

Sebagai khatib kondang, Ustaz Adi Hidayat (UAH) menawarkan solusi bagi masyarakat yang tidur siang dan melewatkan shalat magrib sebelum bangun tepat waktu.

“Pertama, saat orang tidur, saat bangun sudah waktunya salat,” kata UAH dalam ceramah yang diadaptasi dari kanal YouTube resmi UAH SMKN2Temanggung, Selasa (26/11/2024).

Tentang waktu magrib dan sholat subuh pada malam hari.

 

Sholat magrib dimulai saat matahari terbenam. Padahal, hanya membutuhkan waktu singkat untuk menyelesaikan ibadah ini.

Berakhirnya zaman berarti datangnya azan dari Kuptan. Rata-rata setiap daerah mempunyai jadwal salat magrib hanya sampai pukul 19.00.

Adapun shalat subuh diawali dengan lenyapnya awan merah di ufuk. Ada dua jenis waktu berakhir, yaitu. waktu Ikhtiyar pada sepertiga malam dan waktu Jawaz sebelum fajar.

Namun kedua ibadah tersebut merupakan ujian bagi mukmin yang harus bekerja dari pagi hingga malam.

Ketika pulang kerja pada sore hari, sebagian besar mukmin memutuskan untuk segera beristirahat agar bisa tertidur dan otomatis melewatkan Maghrib.

Biasanya orang yang tidur siang bangun sekitar pukul 20-21 atau 20-21.

UAH menjelaskan, salat magrib bisa dilaksanakan tepat waktu.

Terkait perintah tersebut, Direktur Kwant Akhyar Institute mendengar beberapa komentar tentang keutamaan salat Subuh dibandingkan salat Subuh.

Bagi mereka, salat subuh lebih utama karena didoakan pada waktu salat, bukan lilin yang tidak didoakan karena kesiangan.

Ia pun membantah anggapan bahwa salat Pardhu dilakukan sesuai perintah.

“Jadi, orang yang ketiduran saat salat misalnya, bangun kesiangan dan ketinggalan salat moneter,” jelasnya.

“Dalam hal ini bangun jam 21.00 WIB, jadi kalau bangun sudah masuk waktu sholat, apa yang pertama kali dilakukan?” Pertama terlambat, lalu semoga beruntung,” tambahnya.

Menurutnya, meski salat Subuh sebagai salat terakhir hari itu memasuki waktu Subuh, namun salat Subuh tertinggal dan masih lebih penting.

Perintah Allamuratib berdasarkan urutan waktu salat, dilanjutkan salat subuh pada sore harinya, ujarnya.

Para pengkhotbah karismatik menerima pernyataan bahwa salat magrib harus menjadi prioritas dari kisah perjalanan Nabi Muhammad SAW bersama Bilal bin Rabah dan para sahabatnya.

Ketika Bilal bin Rabah mendengar azan subuh, ia ditugaskan oleh Rasulullah untuk membangunkannya.

Namun karena Bilal bin Rabah tertidur dan tidak menyelesaikan tugasnya, Rasulullah dan para sahabat tidak melaksanakan shalat Subuh.

“Mudah sekali Allah membangunkan Rasulullah. Malamnya Rasulullah menjelaskan: “Bilal hati-hati, besok pagi kami akan membangunkanmu.”

Namun Rasulullah (saw) tetap gigih dan segera memerintahkan Bilal mengambil air untuk berwudhu. Dia berdoa bahkan pada jam 7 pagi.

Dalam ayat ke-59 Surat “Maryem” Al-Qur’an, Allah SWT, semoga Tuhan memberkatinya dan memberinya kedamaian, menjelaskan untuk tidak meninggalkan shalat magrib, meskipun terlambat.

فَخَلَفَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ اَضَاعُوا الصَّلٰوةَ وَاتَّبَعُوا الشَّ هَوٰتِ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيّا ۙ

Artinya: “Kemudian setelah mereka akan datang generasi yang mengabaikan shalat dan mengikuti hawa nafsunya sendiri. Mereka kemudian tersesat.” (Surah Maryam, 19:59).

(Ha)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top