Jakarta, disinfecting2u.com – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS diperkirakan akan menguat hingga awal pekan depan.
Namun perlu diingat, dengan asumsi tersebut, apresiasi rupee terhadap dolar AS bersifat sementara.
Prediksi tersebut dilontarkan setelah pernyataan Ketua Bank Sentral Amerika, Jerome Powell, yang mengatakan kemungkinan suku bunga akan kembali turun di masa depan.
Hal ini dilakukan ketika data tenaga kerja melemah dan inflasi menurun.
“Pagi ini ada dampak positif dari penurunan suku bunga AS. “Hal ini untuk sementara dapat membantu penguatan rupee terhadap dolar AS,” kata analis pasar mata uang Ariston Tjendra, Jumat (8/11/2024).
Rupiah dilaporkan menguat 68 poin atau 0,43 persen menjadi ditutup pada Rp15.672 menjadi Rp15.740 per dolar AS pada Kamis (11/07/2024).
Sementara penguatan rupee didorong oleh Federal Open Market Committee (FOMC), Federal Reserve (Fed/Bank Sentral AS) yang memangkas suku bunganya sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 4,5-4,75 persen. . .
Di sisi lain, pasar masih khawatir dengan kebijakan Trump (Presiden AS yang baru terpilih Donald Trump) yang dapat mendorong penguatan dolar AS ke depan, sehingga tidak menutup kemungkinan rupiah akan berada di atas Rp 15.000. pada akhir tahun,” kata Ariston. (vsf)