Kisah Maria Febe, Mantan Atlet Badminton Indonesia Mualaf karena Tertegun Suara Adzan Meski Sempat Dimarahi Orang Tua

disinfecting2u.com – Mantan atlet bulutangkis tunggal putri Indonesia Maria Febe tengah menjadi sorotan publik. Pebulutangkis ini punya kisah masuk Islam karena selalu menikmati indahnya suara azan. Perjalanan Mari Febe menjadi mualaf sangatlah panjang. Mantan atlet bulutangkis Indonesia itu merasa orang tuanya selalu marah padanya saat mendengar azan.

Mantan atlet bulutangkis Indonesia, Maria Febe yang bernama lengkap Maria Febe Kusumastuti ini lahir pada tanggal 30 September 1989 di Boyolali, Jawa Tengah.

Sempat menjadi atlet andalan Indonesia, Mari Febe harus mengisi posisi pebulutangkis divisi tunggal putri. Karirnya cukup sukses di bidang bulutangkis.

Pada tahun 2010, Maria Febe mencatatkan beberapa prestasi yang cukup menakjubkan. Atlet tunggal putri itu bahkan menempati posisi ke-18 peringkat BWF.

 

Peringkat versi BWF ini merupakan penampilan terbaiknya selama berkarier sebagai pebulu tangkis profesional. Hal itu tidak lepas dari menjuarai berbagai kompetisi.

Maria Febe memenangkan kompetisi Bitburger Open dan Australian Open. Pada Selandia Baru Terbuka 2009 dia finis kedua.

Terkait perjalanan spiritualnya, atlet putri berusia 35 tahun ini menjelaskan alasan dirinya masuk Islam. Keputusannya dibuat ketika dia masih kecil.

Maria berasal dari keluarga Kristen. Rumah tempat tinggalnya cukup dekat dengan masjid.

Saat muazin mengumandangkan adzan sebagai tanda salat lima waktu, Maria selalu mengapresiasi indahnya suara nyanyiannya.

Namun kegembiraannya mendengar azan mendapat respon keras dari orang tuanya. Keluarganya cukup kuat dan menganut agama Kristen.

Mantan bintang tunggal putri PBSI ini mengaku orang tuanya selalu kebingungan saat anaknya mendengar azan.

“Ceritanya panjang, jadi ada keinginan di hati saya. Waktu kecil, saya mendengarkan azan, hanya bersama orang tua sampai ditegur,” ujarnya, mengutip Maria Febe dari acara Close UP. di UseeTV, Jumat (11/1/2024).

Terkejut dengan suara azan, Maria Febe mulai menunjukkan rasa penasarannya. Bahkan, ia tak segan-segan menunjukkan semangatnya terhadap segala hal yang berhubungan dengan agama Islam.

Rasa antusias tersebut muncul saat Maria menjadi anggota Pelatnas PBSI. Kariernya terdiri dari bermain bulu tangkis untuk tim pada tahun 2010.

Maria kebetulan menjalankan profesinya di lingkungan Muslim. Teman sekelas Maria di Pelatnas PBSI sebagian besar menganut agama Islam.

Maria selalu memperhatikan berbagai kegiatan ibadah di Pelatnas PBSI. Seiring berjalannya waktu, ia mulai mengenal beberapa kebiasaan teman-temannya, termasuk rutinnya salat Tarawih di bulan Ramadhan.

Maria yang semakin penasaran segera meneliti dan memperdalam ajaran agama Islam. Padahal orang tuanya masih belum mengetahui niatnya.

Sejak saat itu, Maria akhirnya menemukan kedamaian di hatinya. Ia masuk Islam, setelah membela keyakinan keluarga Kristennya.

“Hanya sebagian orang yang tahu, jadi itu intinya. Saya tidak mau menyebarkan seperti itu, dan saat itu orang tua saya juga tidak tahu,” ujarnya.

Maria Febe akhirnya mengganti namanya setelah masuk Islam. Nama barunya kini menjadi Aisyah Febe karena lekat dengan agama Islam.

Sebagai atlet tunggal putri yang tegas masuk Islam, Maria Febe pun harus mengakhiri profesinya sejak memutuskan pensiun di usia 27 tahun, tepatnya pada tahun 2017 usai mengikuti Indonesia Open 2017.

Baru-baru ini ia berganti karier meski masih berkecimpung di dunia bulu tangkis. Karir barunya datang saat ia pindah ke Kanada dan melatih di beberapa negara lain.

(Senang)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top