Agus Tambah Bersedih? Kubunya Kini Semakin Lemah karena Pengacaranya Mundur Perlahan Meninggalkan: Saya Mundur karena Tahu Kalau…

disinfecting2u.com – Kasus yang melibatkan Agus Salim kembali menyedot perhatian publik karena salah satu pengacaranya, Zenudin, menyatakan mundur dari tim kuasa hukum yang bersamanya.

Korban serangan asam Agus yang berhasil menggalang donasi Rp 1,5 miliar melalui kanal YouTube Denny Sumargo kini menghadapi situasi yang semakin mengenaskan. 

Fokus saat ini adalah alasan mundurnya Zenudin yang mengungkap berbagai kendala selama bersama Agus.  

 

Keputusan Zenudin mundur tak hanya mengejutkan namun menambah tekanan pada Agus. Pengacara Agus Salim yang sempat ikut berbagai pemberitaan hukum, termasuk dugaan pencemaran nama baik dan pemerasan terhadap Per Novianti (Novi), kini merasa perbuatannya tidak perlu lagi.  

Salah satu dalil utama dalam kasus ini adalah penyalahgunaan sumbangan. Donasi yang terkumpul untuk membantu biaya pengobatan Agus disebut-sebut akan digunakan untuk kebutuhan keluarga. 

Tuduhan itu dilontarkan Novy melalui video di kanal YouTube miliknya yang menuai komentar negatif warganet terhadap Agus.  

Zaenudin menegaskan, opini masyarakat terhadap penggunaan uang sumbangan menjadi salah satu alasan terkuat untuk mencemarkan nama baik Agus. 

Sebab, warganet ini sudah digiring dari awal dan mengancam Agus untuk mendapat Rp 1,5 miliar, tapi BPJS digunakan untuk pengobatannya. Nah, ini baru permulaan dan ada dugaan Agus menyalahgunakan uang sumbangan tersebut. Hiburan “Inilah alasan netizen melecehkan Agus,” kata Zenyudin saat diwawancara.  

 

Dalam keterangannya, Zainuddin membeberkan beberapa alasan utama yang mendasari keputusannya mundur. 

Ia merasa kontribusinya tidak diapresiasi oleh Agus maupun tim kuasa hukum lainnya. 

“Saya merasa Agus tidak menghargai saya, lalu Farhat Abbas punya pendapat berbeda. Akhirnya saya memilih mundur karena merasa tidak dibutuhkan, itu saja. Malah saya banyak. Belajar dari situ , Karena pada akhirnya tidak mudah menjadi pengacara Agus bagi siapa pun. Sekarang dia sudah menjadi pengacaranya, dia siap dianiaya oleh jutaan orang di Indonesia, kata Zanudin.  

Zenudin juga menyoroti pergulatan internal yang dihadapinya selama menangani kasus tersebut. 

Ia mencoba memediasi permasalahan tersebut melalui Kementerian Sosial, namun inisiatifnya tidak mendapat respons positif.

“Saya membuat surat kuasa baru dan langsung mendatangi Kementerian Sosial di Kota Tangerang. Namun saat saya berikan solusinya, Agus menolak menandatangani surat kuasa baru. Saya kecewa,” ujarnya.  

 

Selain itu, tekanan masyarakat menjadi alasan utama di balik keputusan Zenudin. 

Diakuinya, hinaan netizen tidak hanya berdampak pada dirinya, tapi juga keluarganya. 

“Saya tidak hanya peduli pada diri saya sendiri, tapi saya juga peduli dengan keluarga saya, namun saya punya anak yang membacanya, dan memang benar, saya dimarahi oleh anak-anak saya karena mereka membacanya di media sosial, saya hapus saja. . Ia tak mau membaca komentar-komentar “waktu itu, sejak masuk media sosial, pengikut saya menyusut menjadi semua yang berhenti mengikuti,” imbuhnya.  

Keputusan Zenuddin mundur berdampak besar bagi partai Agus. 

Dengan pengacara yang belum berpengalaman, tantangan Agus untuk membuktikan kebenaran semakin hari semakin sulit. 

Zenudin pun mengungkapkan, bukan keputusannya berpindah kubu demi Novi. 

 

Saya tidak ke tempat Novi, dengan kata lain saya tetap mendukung dalam artian menjadi pengacara. Tapi, posisiku masih di sana. Bang Farhat bilang posisinya masih pengacara Agus, tapi saya tidak di sana. Beliau mengiyakan, dan saya tidak mau dipecat, karena saya tidak menyampaikannya secara tertulis, melainkan secara lisan, dengan cara tertentu,” jelas Zainudin.  

Meski demikian, Zenudin menegaskan pengunduran dirinya dari tim Agus adalah sebuah bentuk harga diri. 

“Alhamdulillah setelah saya keluar, itu kebanggaan saya. Kita lihat akhirnya keluar dari pihak Novi dan juga para pengacara, ada yang keluar dan ada yang datang. Bahkan dalam kasus Farhat, pada akhirnya banyak yang keluar. mereka,” katanya.  

Dengan mundurnya Zainuddin, tekanan semakin meningkat di kubu Agus. 

Sementara itu, Novi nampaknya memanfaatkan situasi tersebut untuk memperkuat posisinya di tengah proses hukum yang sedang berjalan.  

Kasus ini tidak hanya terjadi pada Agus dan Novi saja, namun juga menunjukkan pentingnya transparansi dalam pengelolaan donasi. 

 

Bagaimana Agus dan timnya bisa menghadapi tantangan ini tanpa dukungan penuh dari perwakilan seperti Zenudin? 

Masyarakat masih menunggu kelanjutan perjalanan panjang kasus ini.  

(anf)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top