Jakarta, disinfecting2u.com – Musim panen berbagai jenis pangan sedang berlangsung di banyak area produksi. Hal ini akan menjaga tingkat inflasi Indonesia tetap rendah dan stabil pada September 2024 serta meningkatkan daya beli masyarakat.
Inflasi Indonesia terkendali sebesar 1,84% (yoy) pada September, turun dibandingkan Agustus 2024 sebesar 2,12% (yoy), dan masih dalam batas sasaran sebesar 2,5%±1%. Keberhasilan tersebut tidak lepas dari upaya pemerintah dalam meningkatkan operasional pasar murah untuk melindungi daya beli masyarakat, memperlancar distribusi pangan, menyalurkan bantuan pangan, membangun cadangan pangan, dan menjalin kerja sama antar daerah.
Inflasi bulanan pada bulan September didorong oleh penurunan harga non-volatile food (VF) sebesar 1,34% (mtm) dan penurunan harga yang dikendalikan pemerintah, khususnya harga minyak.
Selain itu, harga beberapa bahan pangan seperti cabai merah, lada hitam, telur ayam, daging ayam, dan tomat didukung oleh musim panen yang banyak terjadi di wilayah pertanian. .
Secara tahunan, segmen harga lemah masih mengalami tingkat inflasi sebesar 1,43% (year-on-year), 5% pada tahun 2024 berdasarkan temuan High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP). .Kurang dari yang sesuai target.
Di sisi lain, Nilai Transfer Petani (NTP) yang terus meningkat menunjukkan daya beli petani tetap terjaga di tengah anjloknya harga komoditas. NTP tercatat sebesar 120,30 pada bulan September, lebih tinggi 0,38% dibandingkan bulan sebelumnya.
Khusus sektor perkebunan kecil terjadi peningkatan yang cukup signifikan sebesar 1,72 persen, hal ini disebabkan oleh kenaikan harga minyak sawit, kopi, dan produk karet seiring dengan kenaikan harga internasional.
Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan pemerintah untuk mendukung sektor pertanian berjalan dengan baik dan memberikan manfaat yang baik bagi para petani. Daya beli masyarakat mengalami inflasi.
Komponen kuncinya adalah daya beli masyarakat yang tingkat inflasinya 0,16% (mtm) atau 2,09% (tahunan). Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh kenaikan harga kopi dalam negeri akibat tahun ajaran baru dan kenaikan harga kopi bubuk sehubungan dengan dunia akademis atau pendidikan tinggi.
Kenaikan harga komoditas juga terkait dengan tren peningkatan belanja pemerintah seperti dilansir Perkembangan Belanja Negara terbaru Bank Mandiri pada September 2024. Dokumen tersebut menunjukkan bahwa masyarakat masih memiliki daya beli yang kuat untuk mendukung inisiatif tersebut. . pembangunan ekonomi.
Selain itu, segmen harga yang dikendalikan pemerintah (harga administrasi/AP) mengalami penurunan sebesar 0,04% (mtm) atau meningkat sebesar 1,40% (yoy), terutama disebabkan oleh penurunan harga bahan bakar minyak.
Seperti diketahui, Pertamina telah menurunkan harga BBM gratis pada September 2024 dan berlanjut hingga Oktober 2024. Meski demikian, inflasi AP akan tetap terkendali karena adanya pengaruh rokok mesin (SKM) dan angkutan udara.
Pemeringkatan dan Informasi Investasi, Inc. (R&I) juga menilai utang negara Indonesia pada BBB+ dengan prospek positif. Hal ini kemungkinan akan meningkatkan kepercayaan dunia terhadap prospek perekonomian Indonesia yang diperkirakan akan tumbuh pada kisaran 5,0%-5,2% pada tahun 2024. Kerja sama antara pemerintah dan Bank Indonesia berhasil menjaga stabilitas harga dan memberikan basis perekonomian yang kuat. . Untuk tumbuh
Sementara itu, permasalahan resesi ekonomi negara juga sangat mempengaruhi kerja perekonomian negara. Purchasing Managers’ Index (PMI) Indonesia masih berada pada level konsensus sebesar 49,2 pada September 2024, namun meningkat dari 48,9 pada Agustus 2024. Pencapaian tersebut menempatkan Indonesia unggul dibandingkan beberapa negara ASEAN lainnya yang mengalami penurunan output, seperti Malaysia (dari 49,7 menjadi 49,5) dan Thailand (dari 52,0 menjadi 50,4).
Sejauh ini pemerintah terus mengembangkan program-program perbaikan industri manufaktur seperti pengurangan sumber daya, penggunaan produk lokal, impor termasuk peningkatan ekspor, kemudahan berusaha dan investasi serta pengembangan masyarakat. Sumber daya dan teknologi melalui program Ciptakan Indonesia 4.0.
Tak hanya itu, pemerintah akan memastikan masyarakat mendapatkan pangan yang cukup, menstabilkan harga, dan mendorong pemulihan sektor-sektor utama seperti manufaktur, konstruksi, dan pertanian. Dengan berbagai upaya dan kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan Bank Indonesia, kita dapat terus membantu menjaga stabilitas harga dan pertumbuhan ekonomi (NSP).