Jakarta, disinfecting2u.com – Indonesia menunjukkan kemajuannya di sektor industri pertanian global dengan mengekspor 50 ribu ton porang ke China.
Porang yang dikenal sebagai tanaman umbi-umbian dan obat serbaguna menjadi produk penting untuk memperkuat rantai pasok bahan baku industri internasional.
Besarnya jumlah ekspor ke Tiongkok menandai kemajuan signifikan dalam sektor pertanian negara tersebut, yang semakin terhubung dengan pasar global.
Ekspor porang didukung Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara PT Agrobisnis Komoditas Indonesia (Agrasi) dan Guangxi Huapin Agricultural Technology Co., Ltd. Pada tahap awal kerja sama, 21 industri kecil dan menengah (IKM) mendapat dukungan berupa alat pengering serpihan porang.
Targetnya pada tahun 2028 sudah ada transfer teknologi dan produksi bubuk glukomanan sesuai spesifikasi industri di Indonesia, kata Direktur Jenderal Industri Pertanian Kemenperin Putu Juli Ardika, Sabtu (30 November 2024).
Pada 4 Januari 2024, kedua pihak menandatangani kontrak jual beli serpih porang sebanyak 25 ribu ton per tahun untuk jangka waktu 6 tahun (2024-2030). Kemudian, pada 26 November 2024 disepakati peningkatan volume ekspor hingga 50 ribu ton per tahun, mencerminkan tingginya permintaan porang global.
Mesin pengering serpihan porang bekas ini dilengkapi dengan Sertifikasi Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang menunjukkan komitmen pemerintah dalam memberdayakan usaha kecil dan menengah di sentra produksi porang di Indonesia.
Kerja sama Agrasi dan Huapin ini diharapkan bisa menjaga harga porang tetap stabil di kisaran Rp 4.000-4.500 per kg. Stabilitas harga menjadi faktor kunci dalam menunjang semangat petani dan menjaga pasokan bahan baku global tetap terjaga.
“Diharapkan industri pemurnian glukomanan 95% akan dibangun di Indonesia pada tahun 2030, dan Indonesia akan menjadi salah satu pionir terkemuka di industri glukomanan global,” tambah Putu.
Kapasitas ekspor porang yang terus meningkat ini tidak hanya memperkuat posisi Indonesia di pasar global, namun juga membuka peluang besar bagi pengembangan teknologi dan pemberdayaan usaha kecil dan menengah. (rpi)