Panen Bunga Sedap Malam di Pasuruan, Khofifah: Petani Milenial Jatim Tertinggi di Indonesia

Pasuruan, disinfecting2u.com – Calon Gubernur Jawa Timur Nomor Urut 2 Khaifa Ander Parwana mengumpulkan bunga tabung milik ribuan petani di Desa Pekurin Rembang, Kabupaten Pasuruan. Di lahan seluas satu hektar milik Slamet dan putrinya, Karin Khaifa bekerja sama dengan ribuan petani dan warga menanam bunga sedap malam yang wanginya menjadi favorit masyarakat.

Seperti yang anda ketahui, bunga sedap malam yang mempunyai nama latin Polianthes tuberosa ini sangat digemari masyarakat karena aromanya yang wangi dan juga dimanfaatkan untuk keperluan penting. Seperti untuk acara pernikahan, untuk aromaterapi dan sebagian untuk keperluan kosmetik.

Dalam kesempatan tersebut, Khaifa sengaja menyempatkan diri untuk membudidayakan umbi-umbian tersebut dan mendengarkan keinginan mereka.

“Sebenarnya masih besar potensi pasar yang belum tergarap untuk bunga tabung ini. “Nah, karena potensinya sangat besar, maka untuk mengembangkan suatu usaha harus dilakukan dua hal, yaitu ekspansi atau intensifikasi,” kata Khafifa. 

Khafifa menceritakan apa yang dilakukan Pak Salem untuk menanam bunga umbi di sini. Mereka membuka lahan baru untuk budidaya bunga tabung dengan luas satu hektar. 

Hal inilah yang menyebabkan permintaan bunga tabung terus meningkat. Bahkan pemasaran bunga dari sini sampai ke Pulau Dewata Bali. 

“Sekarang kita berbicara tentang intensitas. Setelah diidentifikasi, pemupukan dan irigasi diperlukan. Kalau soal pupuk, sepertinya masih ada kendala. “Untuk Sedap Malam, pupuknya masuk dalam kategori non-subsidi, meski tetap untuk UKM,” kata Khafif. 

Pemilik lahan mengatakan kepada Khafifa bahwa 50% biaya produksi bunga tabung berasal dari pupuk non-subsidi. 

Oleh karena itu, Khafif mengatakan sebaiknya permasalahan tersebut dibahas di tingkat kabupaten terlebih dahulu sebelum dimasukkan ke dalam E-RDKK. Penyediaan pupuk kepada petani sadap diharapkan masuk dalam Rencana Kebutuhan Definitif Kelompok Tani (FDKK).

Oleh karena itu, akan dibahas kembali sektor mana yang disubsidi dan sektor mana yang disubsidi, kata Khafif.

“Karena untuk perusahaan sedap malam skala kecil dan menengah, masih harus mendapatkan uang untuk subsidinya,” kata Khafifa.

Ketika mereka berhasil mendapatkan pupuk bersubsidi, mereka bisa mencoba meningkatkan kesejahteraan para petani. Sebab menurut pemilik lahan, keuntungan bersih dari bibit sedap malam dalam satu hektar adalah $7 juta per bulan.

“Namun, jika mereka berhasil mendapatkan dukungan berupa pupuk bersubsidi dalam skala tertentu misalnya, mereka bisa mendapat tambahan keuntungan sekitar Rp 3 juta per bulan. Pendapatannya bisa kita tingkatkan hingga Rp 10 juta per bulan,” tegas Khafifa.

Di sisi lain, Khafifa menegaskan pihaknya akan terus mendukung pengembangan ribuan petani di Jatim. Apalagi, berdasarkan hasil Sensus Pertanian Umum Tahun 2023 yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS), ribuan petani di Jawa Timur merupakan yang terbesar dan menduduki peringkat pertama Tanah Air. 

Jumlah tersebut mencapai 971.102 orang atau 15,71% dari total 6.183.009 orang di Indonesia. Jumlah tersebut lebih banyak 625.807 petani, Jawa Barat 543.044 petani, Sumut 361.814 petani, Sumsel 340.436 petani, Lampung 337.487 petani, Sulawesi Selatan 272.817 petani, NTB 23.258 petani, NTB 2.258 petani. Petani dan Aceh 222.879 petani.

“Generasi milenial di Jawa Timur sangat tertarik bekerja di sektor pertanian. Ribuan petani menjadi indikasi tingkat pemulihan sektor pertanian di Jawa Timur. “Sekaligus menunjukkan harapan penggunaan teknologi digital yang mampu menciptakan pertanian modern yang produktif dan berkelanjutan,” ujarnya. 

Berdasarkan hasil Sensus Pertanian Pusat BPS tahun 2023, ribuan petani berusia 19 hingga 39 tahun di Jawa Timur mencakup 15,71% dari total petani Indonesia atau 971.102 orang. (ayam)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top