disinfecting2u.com – Ustaz Adi Hidayet (UAH) mengingatkan seluruh pemimpin dalam salah satu konferensinya agar selalu mengingat ayat ke-26 Surat Ali Imran.
Dalam ajaran Islam, sikap dasar pemimpin adalah tanggung jawab.
Di akhirat, seorang pemimpin akan bertanggung jawab. Oleh karena itu, setiap pemimpin hendaknya selalu mengingat surah: “Jadilah virus!” Ustaz Adi Hidayet (UAH) mengatakan, “Setiap kekuasaan jabatan (kepemimpinan) adalah hak prerogratif Allah subhanahu wa ta’ala.”
Berikut bacaan lengkap ayat yang disebutkan Ustaz Adi Hidayet (UAH).
Semoga Tuhan melindungimu
Artinya: (Nabi Muhammad) Katakanlah: “Ya Allah, pemilik kekuasaan, Engkau memberi kekuatan kepada siapa pun yang Engkau kehendaki, dan Engkau mengambil kekuasaan dari siapa pun yang Engkau kehendaki, Engkau meninggikan siapa pun yang Engkau kehendaki, Engkau merendahkan siapa pun yang Engkau kehendaki. di tangan-Mu.” Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. (Surah Ali Imran, 26) Analisis Tafsir Surah Ali Imran Ayat 26
Sedangkan jika dimaknai lebih dalam, ayat 26 Surat Ali Imran menjelaskan tentang perintah Allah SWT kepada Nabi SAW untuk menegaskan bahwa Allah SWT Yang Maha Esa dan Hakim dengan segala perbuatan-Nya yang sempurna untuk mengatur, mengurus dan menyelesaikan segala urusan. Untuk memastikan keseimbangan hukum di bidang ini.
Kemudian Allah memberikan administrasi kepada siapa saja yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya.
Ada kalanya Allah memberikan kekuasaan tersebut bersamaan dengan derajat kenabian, misalnya pada keluarga Ibrahim, ada kalanya Dia memberikan kewenangan memerintah hanya berdasarkan hukum sosial, yaitu kewenangan memerintah suku dan bangsa. .
Tuhan juga merampas kekuasaan orang-orang yang dicintainya, karena mereka meninggalkan keadilan dan bertindak curang dalam pemerintahan, serta menyimpang dari jalan yang benar, yaitu jalan yang dapat menopang kekuasaan.
Hal ini juga terjadi pada bangsa Israel dan bangsa-bangsa lain karena ketidakadilan dan kerusakan pikiran mereka.
Allah memberi kekuasaan kepada siapa yang Dia kehendaki dan merendahkan siapa yang Dia kehendaki.
Orang yang diberi kekuasaan adalah orang yang didengar perkataannya, orang yang mempunyai banyak penolong, orang yang merasuki jiwa manusia dengan kewibawaan dan ilmunya, orang yang rezekinya melimpah, dan orang yang berbuat baik kepada semua orang.
Yang dihina adalah orang-orang yang berakhlak rendah, merasa lemah dalam mempertahankan kehormatannya, tidak mampu mengusir musuh yang menyerbu, dan tidak mampu mempersatukan pendukungnya.
Namun tidak ada kemenangan yang bisa diraih tanpa membela kebenaran dan bersatu melawan ketidakadilan.
Jika masyarakat bersatu dan berjalan ke arah Sunatullah, berarti sudah mempersiapkan segala sesuatunya untuk menghadapi segala kemungkinan.
Besar atau kecilnya suatu bangsa tidak menjamin bahwa mereka dapat mewujudkan kekuasaan dan mengumpulkan kekuasaan.
Wallahu’alam bishawab