Jakarta, disinfecting2u.com – Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Rachmat Pambudy menegaskan betapa pentingnya industri pertahanan bagi Indonesia.
Industri pertahanan tidak hanya sekedar keamanan, tetapi juga merupakan investasi strategis untuk melindungi aset nasional dan mendukung sektor lainnya.
Menurut Rachmat Pambudy, setiap negara maju selalu mempunyai industri pertahanan yang kuat sebagai landasannya.
“Tidak ada negara maju tanpa industri pertahanan yang kuat. Industri ini tidak hanya untuk pertahanan, namun merupakan investasi strategis yang melindungi kekayaan bangsa dan mendukung sektor lain seperti pertanian yang akan memiliki nilai tambah tinggi dengan dukungan yang kuat. Teknologi berbasis pertahanan,” kata Rachmat dalam kunjungan ke PT Pindad (Persero) di Bandung, Jumat (15/11/2024).
Dalam kunjungannya ke Pindad, Rachmat melihat perkembangan teknologi pertahanan di Indonesia dan membahas strategi kemandirian alutsista khususnya dalam menyambut Era Keemasan Indonesia 2045.
Rachmat mengatakan pemerintah telah menunjukkan dukungan terhadap industri pertahanan nasional melalui regulasi dan peningkatan anggaran.
Salah satu langkah penting yang dilakukan adalah melalui kebijakan “spend to invest”, dimana Indonesia mendorong perusahaan asing untuk berinvestasi di dalam negeri ketika negara tersebut membeli produknya.
Pemerintah berkomitmen untuk mewujudkan industri pertahanan yang mandiri dan berdaya saing global, sebagaimana tertuang dalam UU No. 59 Tahun 2024 tentang RPJPN 2025-2045.
Bentuk investasi perusahaan asing ini dapat membangun fasilitas produksi, kerjasama produksi, atau pemeliharaan dan perbaikan di Indonesia.
Dijelaskan, PT Pindad berhasil memproduksi alutsista unggulan seperti tank Macan, panser Anoa, dan kendaraan taktis Maung, bahkan digunakan langsung oleh Presiden Prabowo Subianto.
Industri pertahanan nasional juga berkontribusi dalam mengurangi ketergantungan impor dan membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat.
DEFEND ID, sebagai induk perusahaan pertahanan Indonesia, bahkan mencatatkan pendapatan melebihi Roketsan, perusahaan pertahanan Turki, pada tahun 2023. Pencapaian tersebut membuktikan keberhasilan kebijakan pendukung produk Tanah Air.
Rachmat berharap industri pertahanan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga 8% dan menurunkan angka kemiskinan hingga 0%.
Menurutnya, untuk mencapai ketahanan pangan, energi, dan air, inovasi teknologi perlu menjadi pilar utama.
PT Pindad melalui teknologinya diharapkan mampu mendukung berbagai sektor penting seperti pangan, kesehatan dan energi, guna mewujudkan Indonesia mandiri pada tahun 2045. (ant/rpi)